INFO BISNIS - Penggunaan air tanah yang berlebihan dan tidak terkontrol menjadi salah satu faktor penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta. Karena itu, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) mengajak berbagai elemen masyarakat mulai membatasi penggunaan air tanah dan beralih ke air pipa.
Pada awal 2017 lalu, Direktur PT PAM Jaya Erlan Hidayat mengatakan penggunaan air tanah yang berlebihan perlu dibatasi karena bisa memicu kerusakan lingkungan, yang akan berdampak tidak hanya di masa sekarang, tapi juga masa depan bagi anak cucu. Salah satu solusinya adalah mendorong mayarakat untuk menggunakan air pipa. Secara kualitas, air pipa lebih terkontrol.
Baca Juga:
Air bersih pipa yang diolah Palyja memiliki sejumlah keuntungan bagi konsumen. Menurut Kepala Divisi Pelayanan Pelanggan Key Account Palyja Siti Harni, selain pasokan air yang lancar, pelanggan juga terhindar dari masuknya pasir, kerikil, dan zat padat lain dalam air yang akan dikonsumsi.
Selain itu, kualitas air bersih yang dikelola Palyja sesuai dengan peraturan Kementerian Kesehatan. “Kami memiliki teknologi MBBR atau moving bed biofilm reactor, yang mampu menghilangkan 87 persen zat amonia di dalam air serta membuat bakteri E-coli berkurang," ujarnya.
Menurut keterangan Kepala Biro Umum, Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana, Sekretariat Presiden Joko Haryanto, kualitas dan kuantitas pasokan air dari Palyja untuk kebutuhan Kompleks Istana Negara jauh lebih baik dan praktis dalam pengelolaannya.
Baca Juga:
Joko mengatakan penggunaan air tanah akan memicu dampak yang lebih buruk terhadap lingkungan, khususnya di sektor perairan ibu kota Jakarta. Ia berharap, selain pihak Istana Kepresidenan, masyarakat juga sepatutnya perlu membatasi penggunaan air tanah
Hal tersebut sebagai upaya bersama dalam menjaga lingkungan hidup. Selain itu, Joko menyarankan Palyja menjangkau masyarakat kelas menengah, atas, dan bawah. Sebab, ia berharap Palyja mampu memberikan pasokan air bersih yang murah dengan pelayanan berkualitas. (*)