TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan aksi 313 bermuatan politik. Alasannya, menurut dia, ada tuntutan aksi agar Presiden Joko Widodo memberhentikan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Boleh dikatakan rencana aksi merupakan aksi politik terutama jika dikaitkan dengan posisi Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta," kata dia, lewat keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 30 Maret 2017.
Baca Juga:
Terkait dengan aksi 313, Mu'ti mengatakan secara yuridis tuntutan tersebut sulit dipenuhi. Alasannya, saat ini Ahok sedang menjalani proses hukum sebagai tersangka penistaan agama. Proses pengadilan tersebut, kata dia, sesuai dengan tuntutan aksi 411 dan 212.
Baca: Aksi 313, NU: Ahok Sedang Disidang, Apalagi yang Dituntut?
Mu'ti melanjutkan, secara hukum Ahok tidak atau belum bersalah karena pengadilan belum memutuskan. Karena itu, ujar dia, Ahok tidak bisa diberhentikan dari jabatan gubernur.
Mu'ti berujar, hal yang mungkin dilakukan presiden adalah memberhentikan Ahok untuk sementara dan menunjuk pelaksana tugas sampai proses hukum selesai atau habis masa jabatan. Atau dengan cara lain yaitu Ahok digantikan oleh wakil gubernur sampai masalah hukum tuntas. Alasannya adalah untuk kemaslahatan dan pertimbangan etik dan etis.
"Melihat realitas dan kemungkinan terpenuhinya tuntutan rencana Aksi 313 tidak banyak membawa manfaat. Ada kesan rencana aksi 313 selain politis juga menimbulkan kesan memaksakan kehendak," tutur Mu'ti.
Baca: FUI Gelar Aksi 313 Tuntut Ahok Dicopot, Ini Tanggapan Istana
Massa dari berbagai daerah di sekitar Jakarta mulai berdatangan menuju Masjid Istiqlal. Berdasarkan pantauan Tempo pada Jumat, 31 Maret 2017, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, sudah mulai padat oleh massa aksi 313.
Pemandangan serupa terlihat di Depok. Ratusan orang dari Depok mulai mendatangi Stasiun Depok Baru untuk terlibat dalam aksi 313 yang diprakarsai Forum Umat Islam. Petugas keamanan Stasiun Depok Baru, Abdul Karim, mengatakan massa mulai berdatangan sejak pukul 08.00 tadi. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang membawa bendera. "Namun kami minta bendera itu dilipat," ucap Karim, Jumat, 31 Maret 2017.
ANTARA | IMAM HAMDI