TEMPO.CO, Magelang – Wakil Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara Magelang Bidang Hubungan Masyarakat, Cecep Iskandar, membantah siswa berinisial AMR yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap teman satu baraknya, Krisna Wahyu Nurachmad, merupakan titipan dari seorang jenderal di Jakarta. “Saya tidak tahu menahu soal titipan siswa,” ujarnya kepada Tempo di pos keamanan SMA Taruna Nusantara, Minggu, 2 April 2017.
Cecep enggan merinci identitas AMR, seperti berasal dari mana serta asal-usul keluarganya. Karena pelaku berusia di bawah umur, oleh Kepolisian Cecep diminta cukup menyebut sebagai saksi anak. Namun dia tak memungkiri bahwa AMR dikirim dari Jakarta untuk bersekolah di SMA Taruna Nusantara.
Baca: Ada Sarung Pisau di Lemari Pembunuh Siswa SMA Taruna Nusantara
Menurut Cecep AMR dikenal agak tertutup dan tidak pernah membuat keributan selama di sekolah. “Tidak ada istilah meminta kepala sekolah atau wakil kepala sekolah untuk menerima siswa berdasarkan pesanan siapa pun itu,” ujarnya.
Seleksi siswa SMA Taruna Nusantara, kata dia, dilakukan di Jakarta dengan melibatkan Lembaga Perguruan Sekolah Taruna, Ikatan Alumni Sekolah Taruna Nusantara, dan Kementerian Pertahanan. Adapun pihak sekolah dilibatkan memfasilitas tempat dan pembuatan soal yang akan diujikan kepada calon siswa SMA Taruna Nusantara.
Simak: Pembunuhan Siswa Taruna Nusantara dan Kesaksian Kasir Toko
Selain hal-hal administrasi, calon siswa juga akan melewati seleksi psikologi, termasuk memperhatikan kondisi fisik. “Yang memutuskan itu (menerima siswa) tim yang terdiri dari berbagai unsur. Jadi kemungkinan kecil ada titipan,” katanya.
BETHRIQ KINDY ARRAZY