TEMPO.CO, Magelang - Pasca tragedi pembunuhan Kresna Wahyu Nurachmad, siswa SMA Taruna Nusantara, sejumlah orang tua murid khawatir dengan kondisi siswa lain. Mereka meminta menajemen sekolah melakukan rehabilitasi psikologis kepada siswa yang trauma akibat kasus pembunuhan oleh AMR pada Jumat, 31 Maret 2017 itu.
Permintaan itu dilontarkan dalam rapat dengan pimpinan sekolah. Orang tua juga mendesak kepada pihak sekolah untuk menangani siswa yang mengungsi dari lokasi pembunuhan dapat dipindahkan ke kamar kamar lain. Tujuannya agar mereka tidak mengganggu proses belajar. Sebagian siswa ketakutan setelah mendengar ada pembunuhan.
Baca: Pembunuhan Siswa SMA Taruna, Begini Pelaku AMR Diduga Dendam
Pimpinan sekolah kemudian mengadakan rapat gabungan dengan orangtua siswa di SMA Taruna Nusantara. Pertemuan berlangsung Minggu, 2 April 2017, dimulai sejak pukul 13.00 – 17.00. “Pertemuan tersebut bagian dari merespons peristiwa Jumat lalu,” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Taruna Nusantara, Cecep Iskandar, kepada Tempo.
Rapat dipimpin langsung oleh Kepala Komite SMA Taruna Nusantara, Letjen (Purn) Bambang Darmono. Dihadiri pula oleh Ketua Alumni Sekolah Taruna Nusantara (Ikasetara), Rahmat Kaimudin. Dalam pertemuan tersebut pimpinan sekolah menyampaikan komitmennya untuk membantu kepolisian dalam proses penyelidikan.
Baca: Pembunuhan Siswa SMA Taruna NUsantara, Pelaku Sempat Berkilah...
Cecep tidak menyangkal terdapat siswa yang trauma meski belum dilakukan pengecekan secara ilmiah. Sejak peristiwa tersebut, Cecep pernah mendapati seorang siswa yang tidak bisa tidur. “Takut saja pak, ada pembunuh di sekitar sini,” kata Cecep menirukan siswa tersebut.
Langkah yang hendak ditempuh sekolah, kata Cecep, sekolah akan melakukan rehabilitasi psikis dengan mengadakan perbincangan, berdoa, dan beribadah. Rencananya, Senin ini, 3 April 2017, pimpinan SMA Taruna Nusantara akan mendatangkan psikiater untuk melakukan tahapan konsultasi, katarsis, kurasi, dan pengobatan. Selain untuk pemulihan psikologis siswa, Cecep berharap kegiatan tersebut akan teridentifikasi siswa-siswa yang dianggap seperti AMR.
Baca: Hari Ini Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Siswa SMA Taruna Nusantara
BETHRIQ KINDY ARRAZY