TEMPO.CO, Bojonegoro - Banjir disertai lumpur melanda beberapa desa di tiga kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa, 4 April 2017. Banjir bandang itu merupakan imbas dari hujan deras disertai angin selama lebih dari satu jam pada Senin, 3 April 2017.
Sekitar 150 rumah di Kecamatan Sekar, Tambakrejo, dan Ngraho tergenang air disertai lumpur. Banjir juga memutus jembatan antardesa dan merusak jalan antarkecamatan. Sejumlah anak Sungai Bengawan Solo tidak mampu menampung derasnya air.
Baca: Banjir Rendam 4 Dusun di Kukar, Aktivitas Warga Lumpuh
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyebutkan, di Kecamatan Sekar, sedikitnya 60 rumah terendam banjir rata-rata setinggi 50 sentimeter, yaitu di Desa Bobol, Miyono, dan Sekar.
Air berlumpur juga menyasar permukiman penduduk di Dusun Sambong Desa/Kecamatan Ngraho. Sedikitnya 16 rumah terendam banjir setinggi 60 cm. Di Desa Kalirejo, 140 rumah terendam banjir sekitar 120 cm. Banjir juga sempat menggenangi jalan lintasprovinsi yang menghubungkan Bojonegoro dengan Ngawi.
Simak: Sehari Setelah Dikunjungi Jokowi, Padang Sidempuan Disapu Banjir
Di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, banjir setinggi 1 meter menggenangi 47 rumah. Jembatan penghubung antardesa rusak parah diterjang banjir. “Ya, jembatan rusak parah,” ujar Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban Kecamatan Tambakrejo Suyantoro.
BPBD Bojonegoro mendatangi beberapa titik banjir, terutama di Desa Napis. Sekitar sepuluh warga terpaksa mengungsi akibat rumahnya rusak parah serta nyaris roboh setelah diterjang air bah dan lumpur.
Lihat: Empat Korban Satu Keluarga Tewas Diterjang Banjir Bandang
Kepala BPBD Bojonegoro Andi Sujarwo menuturkan banjir bandang terjadi akibat anak Bengawan Solo tidak mampu menampung air hujan. “Ini banjir dari selatan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Tempo.
SUJATMIKO