TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mempertimbangkan merelokasi warga korban longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, apabila opsi itu diambil, Pemprov Jawa Timur akan membangun rumah sementara untuk para pengungsi korban bencana longsor Ponorogo. Untuk relokasi tersebut, Pemprov akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, TNI Angkatan Darat, dan kepolisian.
“Pemprov akan menanggung bangunannya, sedangkan Bupati Ponorogo akan menanggung terkait dengan tanahnya,” kata Soekarwo di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin, 3 Maret 2017.
Baca: Longsor Ponorogo, Begini Warga Trauma dan Ingin Relokasi
Soekarwo menuturkan kajian relokasi warga akan melibatkan ahli geologi dari Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, untuk memetakan wilayah yang aman bagi pengungsi. Selain itu, ucap dia, pemetaan ini dilakukan agar warga yang tinggal di daerah rawan tersebut bisa segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.
“Untuk relokasi, kerja sama ini dilakukan dengan tujuan menentukan kategori tanah yang aman untuk pengungsi itu seperti apa, agar ke depan tidak terulang lagi bencana yang sama,” ucap Soekarwo.
Baca: Longsor Ponorogo, Timbunan Disemprot Air buat Evakuasi Korban
Selain mendirikan bangunan untuk pengungsi korban bencana, kata Soekarwo, Pemprov akan memberikan uang bantuan hidup. Menurut dia, bantuan biaya pangan tersebut akan diberikan hingga batas waktu yang akan ditentukan.
“Saya sudah minta Bupati Ponorogo menghitung biaya yang dibutuhkan pengungsi per orang tiap hari dan berapa lama mereka kami tanggung,” kata Soekarwo.
Soekarwo berujar, terkait dengan korban meninggal, keluarganya akan mendapatkan santunan sebesar Rp 10 juta dari Pemprov. Semua bantuan kepada korban longsor Ponorogo akan ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur. “Untuk jumlah pengungsi sebanyak 30 kepala keluarga,” ucapnya.
Baca: Longsor Ponorogo, 2 Penyebab Sulitnya Temukan 26 Korban
Bencana yang terjadi April, 1 April 2017, itu mengakibatkan 28 warga hilang tertimbun longsor. Tiga di antaranya berhasil dievakuasi dan jenazahnya telah dimakamkan. Selain itu, 28 rumah rusak parah setelah dihantam longsor dengan ketebalan mencapai 20 meter, volume 80 ribu meter persegi, panjang 2 kilometer, dan lebar 7 meter. Dua korban meninggal yang Senin kemarin ditemukan ialah Katemi, 70 tahun, dan Iwan, 27 tahun.
JAYANTARA MAHAYU