Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asal Mula Galungan Umat Hindu Bali  

image-gnews
Puluhan umat Hindu mengusung sesaji berupa jajanan pasar dan buah-buahan usai melaksanakan sembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Desa Peliatan, Ubud, Bali, 10 Februari 2016. Johannes P. Christo
Puluhan umat Hindu mengusung sesaji berupa jajanan pasar dan buah-buahan usai melaksanakan sembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Desa Peliatan, Ubud, Bali, 10 Februari 2016. Johannes P. Christo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Program Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr Ketut Sumadi menyatakan Hari Suci Galungan dan Kuningan dirayakan umat Hindu secara turun-temurun sejak abad ke-8 Masehi.

Konon, pada waktu itu, seorang raja yang bernama Mayadenawa dari Kerajaan Bedahulu, Gianyar, bertakhta dengan penuh kezaliman, bengis, dan sewenang-wenang, bahkan melarang rakyat bersembahyang.

Baca juga:
Hari Raya Galungan, Gubernur Bali: Sudah Kalahkan Diri Sendiri?

Penderitaan rakyat memuncak ketika panen gagal sehingga kelaparan muncul di mana-mana. Rakyat tidak puas terhadap raja, lalu terjadilah pemberontakan yang menelan korban jiwa tidak sedikit.

Raja Mayadenawa dapat dikalahkan, dan sejak hal itu sebagai tanda kemenangan, peristiwa tersebut dirayakan dan dikenal sebagai Hari Raya Galungan, yakni hari kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kebatilan).

Baca pula:
Umat Hindu Rayakan Galungan, Sambut Hari Kemenangan Dharma

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hari Raya Galungan merupakan momentum bagi umat Hindu untuk meningkatkan kualitas dan memotivasi diri untuk selalu hidup dalam ketekunan bekerja dengan tidak melupakan keselamatan diri dan lingkungan.

Penyucian diri menyangkut semua aspek, yakni kejiwaan (mental dan pikiran), keragaan (sikap dan prilaku) yang harus berjalan dan seimbang, serta melaksanakan ajaran agama yang disebut “Tri Kaya Parisuda”, yaitu berpikir, berkata, dan berbuat yang baik.

”Untuk itu, umat Hindu perlu merenungkan makna Galungan, yakni secara sadar bahwa semua anugerah yang dilimpahkan Tuhan Yang Maha Kuasa selama ini dapat mendorong umat untuk lebih meningkatkan perbuatan baik (dharma) di dunia,” ujar Ketut Sumadi.

ANTARA | S. DIAN ANDRYANTO


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Arti Rahajeng Rahina Nyepi dan Maknanya yang Mendalam

39 hari lalu

Sejumlah penari meramaikan pawai ogoh-ogoh dan pawai budaya Jawa Barat di Cimahi, 10 Maret 2024. Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota Cimahi menggelar pawai budaya dan pawai ogoh-ogoh sebagai bagian dari perayaan Hari Raya Nyepi tahun caka 1946 atau 11 Maret 2024. TEMPO/Prima Mulia
Arti Rahajeng Rahina Nyepi dan Maknanya yang Mendalam

Kalimat rahajeng rahina Nyepi sering diucapkan saat Nyepi. Kalimat ini memiliki makna yang bagus. Lalu, apa arti rahajeng rahina Nyepi?


5 Arca Yang Tersisa di Indonesia

23 Agustus 2023

Arkeolog dari BPCB Jawa Timur mengukur gerabah kuno yang ditemukan bersama sepasang arca Dewa Siwa dan Dewi Parwati di Desa Banjarsari, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat 19 Februari 2021. (ANTARA/Destyan Sujarwoko)
5 Arca Yang Tersisa di Indonesia

Diantara banyak arca yang pernah ada, inilah 5 jenis arca yang tersisa di Indonesia


Momen Tingkatkan Kebajikan di Hari Raya Galungan

2 Agustus 2023

Dua umat Hindu meletakkan sesajen saat mengikuti persembahyangan Hari Raya Kuningan di Pura Pitamaha, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu 14 Januari 2023. Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari Hari Raya Galungan yaitu perayaan kemenangan
Momen Tingkatkan Kebajikan di Hari Raya Galungan

Hari Raya Galungan jatuh pada 2 Agustus 2023, momen tepat untuk mengamalkan nilai-nilai dharma secara utuh dan berimbang sesuai ajaran Hindu.


Arca Ganesha di Gunung Bromo Hilang, Begini Makna Dewa Ganesha Bagi Umat Hindu?

23 Mei 2023

Keaslian Patung Ganesha di Bantul Diragukan
Arca Ganesha di Gunung Bromo Hilang, Begini Makna Dewa Ganesha Bagi Umat Hindu?

Arca Ganesha di Gunung Bromo hilang, dikabarkan jatuh ke kawahnya. Ini riwayat Dewa Ganesha bagi umat Hindu.


Pelajari Nilai-nilai Kehidupan Warga Desa Penglipuran di Bali

20 Maret 2023

Desa wisata Panglipuran di Kabupaten Bangli, Bali. Foto: Instagram Desa Wisata Panglipuran
Pelajari Nilai-nilai Kehidupan Warga Desa Penglipuran di Bali

Bali yang masih kental kearifan lokal memiliki beragam desa adat salah satunya Desa Penglipuran. Bagaimana nilai-nilai kehidupan warganya?


Kemenag Salurkan Beasiswa untuk 1.540 Mahasiswa Hindu

27 Juli 2022

Delegasi G20 menyaksikan umat Hindu bersembahyang saat kegiatan hospitality program Anti-Corruption Working Group (ACWG) 2022 di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali, Jumat 8 Juli 2022. Kegiatan kunjungan ke percontohan desa antikorupsi tersebut untuk menyaksikan secara langsung kearifan lokal serta acara bimbingan teknis antikorupsi guna membangun integritas dan nilai-nilai antikorupsi serta peningkatan peran masyarakat desa dalam upaya mencegah dan memberantas korupsi. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Kemenag Salurkan Beasiswa untuk 1.540 Mahasiswa Hindu

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama menyalurkan beasiswa bagi 1.540 mahasiswa Hindu di berbagai perguruan tinggi.


Mengenali Meditasi Kundalini dan Manfaatnya

14 Juli 2022

Ilustrasi Pria Meditasi. stopsatressandanxiety.com
Mengenali Meditasi Kundalini dan Manfaatnya

Kundalini dalam Bahasa Sansekerta berarti melingkar, merujuk jenis meditasi sepenuhnya membangkitkan potensi kesadaran


Asal-usul Istilah Lebaran untuk Menyebut Hari Raya Idul Fitri

22 April 2022

Ilustrasi persiapan Lebaran Ketupat atau Lebaran Syawal. ANTARA/Siswowidodo
Asal-usul Istilah Lebaran untuk Menyebut Hari Raya Idul Fitri

Terdapat beberapa versi pendapat lain seputar asal-usul penggunaan istilah Lebaran.


Mengenal Reinkarnasi, Keyakinan Lahir Kembali Setelah Kematian

27 Maret 2022

Peti mati. Ilustrasi
Mengenal Reinkarnasi, Keyakinan Lahir Kembali Setelah Kematian

Beberapa agama meyakini konsep kelahiran kembali setelah kematian atau reinkarnasi.


Anies Baswedan Sebut Akan Cari Solusi Soal Kekurangan Guru Agama Hindu di DKI

2 Maret 2022

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menghadiri pelaksanaan Upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu, 2 Maret 2022. Tempo/Eka Yudha Saputra
Anies Baswedan Sebut Akan Cari Solusi Soal Kekurangan Guru Agama Hindu di DKI

Ketua SDHD DKI Jakarta, Made Sudarta, mengatakan kekurangan guru agama Hindu mempersulit siswa-siswi mendapat pendidikan agama di sekolah umum.