TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja perbankan nasional pada periode Januari-Februari 2017 dinilai masih di bawah ekspektasi. Analis dari PT Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjaja, mengatakan, berdasarkan hasil riset yang dia lakukan, sebanyak 12 bank mencatatkan pertumbuhan laba bersih 12 persen secara tahunan (yoy) pada dua bulan pertama di 2017.
“Angka itu masih di bawah ekspektasi kami dalam setahun penuh, perbankan nasional bisa membukukan laba bersih konsolidasi 15 persen,” kata Tjandra, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 April 2017.
Baca: BNI Menargetkan Penyaluran Kredit UMKM Akan Tumbuh 23,5 Persen
Menurut Tjandra, realisasi laba perbankan hingga Februari 2017 sedikit di bawah prediksi karena turunnya pertumbuhan kredit, yakni 10,5 persen (yoy) dan margin bunga bersih (NIM) yang stabil 6,1 persen.
Beberapa kinerja bank yang diamati di antaranya pertumbuhan kredit PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang kembali negatif (yoy). Sedangkan 10 bank lainnya membukukan pertumbuhan 3-23 persen (yoy). Sebanyak 12 bank tersebut mencatatkan simpanan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 10,2 persen secara tahunan (yoy) atau justru turun 2,1 persen sejak awal tahun (YTD).
Baca: Soal Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 2018, Sri Mulyani: Kita Ambisius
Beban pencadangan (provisi) 12 bank yang disurvei tercatat naik 7 persen (yoy) dengan beban kredit (CoC) 2,1 persen. Menurut Tjandra, dari bank berukuran besar, hanya PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mengalami penurunan substansial beban provisi, yakni anjlok 78 persen (yoy), sedangkan tiga bank besar lain mencatatkan beban provisi masih naik 24-58 persen.
“Kami masih tetap merekomendasikan status neutral pada sektor perbankan,” katanya.
ABDUL MALIK