TEMPO.CO, Jakarta - Target indeks harga saham gabungan diprediksi bakal naik mengencang pada akhir tahun ini ditopang oleh perbaikan laba emiten. Analis dari PT Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, menaikkan prediksi target IHSG dari sebelumnya 5.800 menjadi 5.950 pada akhir 2017.
“Kami masih tetap merekomendasi neutral, dan menaikkan prediksi IHSG pada akhir 2017 menjadi 5.950 dari sebelumnya 5.800,” ujar Adrian, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 April 2017.
Menurut Adrian, perbaikan laba emiten berlanjut dengan pertumbuhan laba sebelum beban bunga dan pajak (EBIT) dan laba bersih agregat naik menjadi 18 persen pada kuartal IV 2016. Kenaikan itu terutama didorong oleh komoditas dan barang konsumsi pelengkap (consumer discretionary). “Kami menilai ada ruang untuk peningkatan prediksi terhadap pertumbuhan laba sebelum beban bunga dan pajak 11 persen tahun ini, tetapi tidak dengan prediksi konsensus sebesar 18 persen,” ungkapnya.
Baca : Sektor Finansial Dorong IHSG Kembali Menguat di Awal Perdagangan
Pertengahan Januari lalu, Mandiri Sekuritas merilis prediksi IHSG akan berada di level 5.800 pada akhir 2017. Prediksi itu mempertimbangkan kenaikan yang sepenuhnya didukung oleh pertumbuhan laba per saham (EPS). Skenario itu memprediksi ada penurunan tipis pada rasio harga saham per laba prediksian (forward PE ratio) menjadi 14,8 kali.
Menurut Adrian, untuk skenario optimistis dia memprediksi IHSG dapat menutup tahun ini pada level 6.100. Namun untuk skenario pesimistis, IHSG dapat turun menjadi 4.925 jika belanja fiskal mengecewakan dan yield (imbal hasil) obligasi pemerintah Amerika Serikat naik lebih tinggi daripada prediksi.
Baca : IHSG Bepeluang Menguat, Mandiri Sekuritas Sarankan Saham Ini
Adrian mengatakan stimulus fiskal, nilai tukar mata uang yang stabil, dan inflasi yang terkendali merupakan hal penting yang dapat mendukung kondisi pasar saham Indonesia ketika pelonggaran moneter tidak terjadi. “Percepatan pertumbuhan dapat mendukung indeks, tapi bukan tanpa adanya angin haluan. Kami lebih memilih saham defensif dan beberapa saham seleksi siklus atau konstruksi untuk berkinerja lebih tinggi dari pasar,” ucapnya.
Adrian menganalisis, bahwa pada tahun ini dapat menjadi kisah dua babak, dengan angin angin buritan dari harga komoditas dan kondisi amnesti pajak yang akan menguntungkan pada semester I 2017. Sedangkan risiko fiskal dan eksternal akan membebani semester II 2017.
ABDUL MALIK