TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Perum Bulog mendistribusikan daging kerbau beku asal India ke luar Jakarta, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi tidak mudah. Distribusi daging ini semakin sulit setelah beberapa daerah juga menangkal masuknya daging kerbau impor tersebut.
Distribusi ke luar Jabodetabek dilakukan sejak sebulan lalu berdasar surat Kementerian Perdagangan No. 145/M-DAG/SD/02/2017 tanggal 14 Februari 2017 perihal penugasan Perum Bulog dalam rangka stabilitasi harga dan pasokan daging.
Berdasarkan laporan Asosiasi Distributor Daging Indonesia yang diterima Bulog menyebutkan, sejumlah daerah yang menolak masuknya daging kerbau impor seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Lampung.
"Akibatnya asosiasi kesulitan distribusi ke daerah ini karena pemdanya melarang daging impor. Pemda memiliki kepentingan melindungi peternak lokal, karena daerah tersebut banyak peternakan sapi. Sangat beralasan," tutur Direktur Komersial Bulog Febriyanto di Kantor Bulog, Selasa, 4 April 2017.
Menurut Febri, masih ada pandangan bahwa daging kerbau beku tidak higienis untuk dikonsumsi. Pandangan tersebut keliru karena impor daging kerbau asal India telah melalui sejumlah proses keamanan maksimal dan pengawasan.
Febri melanjutkan, Bulog bersama asosiasi distributor menggenjot program sosialisasi ke beberapa daerah, terutama ke beberapa daerah yang melarang daging kerbau asal India masuk dan daerah yang belum terbiasa mengkonsumsi daging kerbau. Sosialisasi meliputi perlakuan daging kerbau asal India sebelum masuk ke Indonesia. "Perlu sosialisasi lebih intens, baik ke Pemda maupun masyarakat, melalui berbagai media. Asosiasi dan Bulog akan melakukan sosialisasi bersama-sama," tuturnya.
Febri berpendapat pasar Jabodetabek lebih mudah menerima daging kerbau asal India karena konsumen melihat tidak ada beda antara daging kerbau dan daging sapi. Selain sosialisasi, Bulog terus melakukan pemetaan kebutuhan dan suplai daging di masing-masing daerah. Dengan demikian dapat diketahui volume daging kerbau asal India dapat masuk ke wilayah tersebut.
Saat ini, Bulog bekerja sama dengan distributor yang telah memiliki kontrak dan Asosiasi Distributor Daging Indonesia untuk mendistribusikan daging kerbau asal India. Selain itu, Bulog mendistribusikan daging kerbau asal India melalui retail, tetapi volumenya masih sangat kecil karena terkendala alat pendingin dan alat potong yang terbatas.
Bulog baru mendistribusikan daging kerbau asal India ke Pontianak sebanyak 24 ton, setelah ada permintaan dari Pemda setempat. Menurutnya, pasar baru di luar Jabodetabek bisa lebih besar dari Jabodetabek sebanyak 4.000 ton per bulan.
Dia memprediksi pada April dan Mei, penjualan daging kerbau beku mencapai 11 ribu - 12 ribu per bulan. Pada Juni meningkat 14 ribu - 15 ribu ton karena puasa dan Lebaran. Penjualan akan kembali stabil di angka 13.500 ton. Sementara, Agustus-Desember diprediksi penjualan sebesar 40 ribu ton. Di luar Jabodetabek, harga maksimum Rp 80 ribu. Untuk Jabodetabek, harusnya lebih murah karena biaya distribusinya lebih kecil," imbuhnya.