TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani mengatakan mayoritas kejadian gerakan tanah, yang umumnya berupa longsor dan amblasan tanah, berada di Pulau Jawa. Adapun jumlah korban meninggal dunia akibat kejadian longsor di Indonesia sekitar 200 orang per tahun.
Pergerakan tanah paling sering terjadi di wilayah Jawa Barat, kemudian Jawa Tengah, dan Jawa Timur. “Pada 2016, ada 217 orang meninggal dunia akibat longsor,” kata Kasbani di kantornya, Rabu, 5 April 2017.
Baca: Longsor Ponorogo, Begini Suka Duka Tim SAR Pencari Korban
Sepanjang Maret lalu, PVMBG mencatat 75 kejadian gerakan tanah dan 70 persen di antaranya terjadi di Pulau Jawa. Jawa Barat ada 23 kejadian, Jawa Tengah 14, dan Jawa Timur 8. Korban meninggal dunia total sebanyak 13 orang. Terbanyak di Sumatera Barat (8 orang), Jawa Barat (3), dan Yogyakarta (2)
Dampak longsor tersebut juga merusak 157 rumah serta 155 gangguan akses jalan karena tertutup material, amblas, dan longsor akibat tergerus air sungai.
Data Maret tersebut terhitung menurun dibanding Februari 2017. Penurunan itu kemungkinan diakibatkan intensitas curah hujan di Indonesia bagian barat berkurang.
Simak pula: Soal Safari Zakir Naik, Menteri Agama: Maaf Saya Enggk Punya Waktu
Kasbani mengatakan, setiap bulan, PVMBG memperbarui data lokasi yang berpotensi longsor berskala menengah hingga tinggi. Data itu dikirimkan ke pemerintah daerah untuk ditindak lanjuti. Data serupa, yang berjudul Peringatan Dini gerakan Tanah, juga bisa diakses umum pada website Badan Geologi.
“Mereka (pemerintah daerah) harus memeriksa wilayahnya. Kalau ada retakan tanah, keluar mata air tiba-tiba, itu yang perlu diwaspadai,” ujarnya.
ANWAR SISWADI
Video Terkait:
Tiga Korban Longsor Ponorogo, Tim SAR Terus Melakukan Pencarian
Longsor Hancurkan Rumah Sopir, 2 Anaknya Terluka, Satu Meninggal