TEMPO.CO, Jakarta - Seorang sopir ojek online, Yohanes Prangga Janu Peranggupi, 24 tahun, mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumahnya, Kampung Pedurenan RT 01 RW 07, Jatiasih, Kota Bekasi, Kamis malam 6 April 2017. Yohanes Prangga sempat merekam detik-detik menjelang gantung diri dan mengirimkan ke kekasihnya lewat pesan WhatsApp.
Juru bicara Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota, Komisaris Erna Ruswing mengatakan, korban pertama kali ditemukan gantung diri menggunakan seutas tali tambang oleh orang tuanya, Tyo Ngadiyo pada Jumat pagi, 7 April 2017. "Orang tuanya hendak membangunkan korban," kata Erna, Jumat, 7 April 2017.
Erna mengatakan, panggilan Tyo tak mendapatkan respon dari anaknya. Ketika hendak dibuka, rupanya kamar dalam kondisi terkunci dari dalam. Karena penasaran, Tyo memeriksa melalui kamar jendela yang berada di samping rumah. "Korban terlihat gantung diri menggunakan tali tambang," ujar Erna.
Baca: Ini Alasan Pahinggar Siarkan Bunuh Diri di Facebook
Karena itu, pintu kamar segera dibuka paksa. Korban segera diturunkan, nahas ketika diturunkan nyawa korban sudah melayang. "Kami yang mendapatkan laporan segera menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan," ujar Erna.
Baca Juga:
Hasil olah tempat kejadian perkara, kata dia, polisi menemukan sebuah telepon selular yang berada di bawah. Rupanya telepon tersebut dipakai untuk merekam detik-detik menjelang korban bunuh diri sekitar pukul 21.00 WIB. "Rekaman itu dikirim ke pacarnya," kata dia.
Berdasarkan rekaman yang diperoleh Tempo dengan durasi 25 detik, korban yang mengenakan kaus merah sempat mencurahkan isi hatinya. "Hai, senang kenal sama kamu. Mungkin ini yang terakhir," kata Yohanes sambil menunjukkan seutas tambang. Situasi di ruangan itu sendiri terdapat tangga.
Sebelumnya juga pernah terjadi kasus serupa yang menimpa Pahinggar Indrawan. Pahinggar merekam detik-detik menjelang ia bunuh diri hingga akhirnya tewas. Pahinggar merekam detik-detik itu lewat aplikasi Facebook Live yang ia tujukan ke istrinya.
ADI WARSONO|JH