TEMPO.CO, Jakarta - Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2017 tercatat sebesar US$ 121,8 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Februari 2017 yang sebesar US$ 119,9 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara megungkapkan peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa.
Penerimaan tersebut berasal dari penerimaan pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah, penerbitan global bonds pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.
"Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo," ungkapnya, Jumat, 7 April 2017.
Dia menambahkan posisi cadangan devisa per akhir Maret 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.