TEMPO.CO, Pyongyang - Korea Utara angkat bicara ihwal serangan militer Amerika Serikat ke Suriah pekan lalu. Korea Utara mengatakan serangan militer Amerika ke Suriah merupakan tindakan agresi yang tak termaafkan dan patut dikutuk.
"Rudal Amerika Serikat menyerang Suriah jelas merupakan tindakan agresi yang tak termaafkan melanggar kedaulatan negara dan kami tegas mengutuknya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara kepada kantor berita resmi negara itu, KCNA, Minggu, 9 April 2017.
Baca juga: Krisis Korea Utara, AS Arahkan Kapal Perang ke Semenanjung Korea
Serangan 59 rudal Tomahawk Amerika ke Suriah menunjukkan keputusan Korea Utara mengembangkan senjata nuklir sebagai pilihan tepat.
"Kenyataan hari ini membuktikan keputusan kami memperkuat kekuatan militer kami untuk berdiri melawan senjata dengan senjata adalah pilihan tepat, yang dibuat lebih dari sejuta kali," ujar KCNA.
Baca juga: Eks Diplomat Korea Utara: Kim Jong-un Siap Serang Amerika Serikat Pakai Nuklir
Korea Utara menempatkan Suriah sebagai sekutu kunci. Menurut KCNA, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah bertukar pesan tentang sapaan hangat dan ajakan bersahabat, juga kerja sama kedua negara.
Presiden Asad, ujar KCNA, mengucapkan terima kasih kepada Kim karena mengakui pertarungan Suriah melawan tantangan dari para pihak yang bersikap sinis terhadap teroris dunia. Suriah pun menegaskan bukan pelaku serangan gas kimia beracun terhadap penduduk Provinsi Idlib pada 4 April lalu.
ABC.NET.AU | MARIA RITA