TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan proyek listrik 10 ribu megawatt sebagian besar berhasil. Proyek yang mangkrak hanya sekitar 4 persen dari total keseluruhan proyek.
"Soal kerugian listrik mangkrak itu nilainya lebih-kurang 4 persen dari total 10 ribu MW. Jadi sebenarnya keberhasilan proyek 10 ribu MW itu lebih tinggi. Jangan dilihat yang mangkrak saja, karena yang berhasil 96 persen," ucap Kalla, Selasa, 11 April 2017, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Baca Juga: Istana Enggan Tanggapi Potensi Kerugian Proyek Listrik 10 Ribu MW
Kalla menuturkan hal tersebut saat menjawab pertanyaan tentang Badan Pemeriksa Keuangan yang menemukan 65 masalah dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW. Akibatnya, negara berpotensi merugi Rp 5,65 triliun.
Kalla menyebutkan memang ada proyek yang telat. Namun penyebab ketelatannya bermacam-macam, misalnya soal pembebasan lahan dan biaya pembangunan. "Kalau memang dari sebabnya tidak bisa dilanjutkan, tentu itu kerugian negara. Tapi ini kan proyek berbagai alasan, ada soal lahan, ada soal ongkos. Jadi kita mesti lihat satu-satu," kata Kalla.
Meski 4 persen proyek terancam mangkrak, Kalla meyakini banyak yang bisa diselamatkan. Apalagi sisa 400 MW (4 persen dari 100 ribu MW) itu berupa proyek kecil-kecil, misalnya 10-50 MW. "Kalau Pertamina turun tangan, karena ini juga menyangkut Pertamina, saya kira sebagian besar masih bisa diselamatkan."
Simak Pula: Bagian dari 35 Ribu Megawatt, PLN Teken 16 Proyek Listrik
Karena itu, Kalla menganggap temuan BPK bukan kerugian total pada negara. Apalagi kontraktor proyek akan didenda akibat keterlambatan. "Kan, ada kontraktornya, jadi perdata. Kalau dilanjutkan, selesai. Tapi, kalau tidak bisa, didenda, sesuai dengan aturan," tuturnya.
AMIRULLAH SUHADA