INFO NASIONAL - Banyaknya gesekan di beberapa daerah yang melibatkan transportasi berbasis aplikasi (online) dan angkutan konvensional menjadi perhatian serius berbagai pihak. Tempo.co menggelar diskusi Ngobrol @Tempo yang mengambil tema “Pengaturan Taksi Online: Persaingan Usaha Sehat, Inovasi, dan Kolaborasi sebagai Pilihan Solusi”. Acara ini digelar pada Rabu, 12 April 2017, di Oria Hotel, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, pukul 10.00-12.00.
Banyaknya pro dan kontra mengenai regulasi pengaturan taksi online dan konvensional merupakan bentuk dari masa transisi digital. Dalam polling yang dilakukan melalui akun Twitter @tempo.co, 70% netizen menganggap aturan mengenai transportasi online bukti bahwa pemerintah tidak terbuka dengan inovasi teknologi.
Baca Juga:
Acara Ngobrol @Tempo yang dipandu Burhan Solihin, Pemimpin Redaksi Tempo.co, ini juga menghadirkan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangerapan. Samuel mengatakan sistem ekonomi digital memiliki karakteristik efisien, efektif, dan inovatif. Pemerintah mengejar kestabilan, pemenuhan tenaga kerja baru, dan mencerdaskan masyarakat dengan teknologi. “Gesekan yang terjadi merupakan masa transisi. Taksi online sudah on the track tapi perlu perbaikan-perbaikan,” ujar Samuel.
Sedangkan Taufik Ahmad, Plt. Deputi Bidang Pencegahan dan Direktur Pengkajian, Kebijakan, dan Advokasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), menyoroti penerapan batas tarif atas dan bawah yang dinilai membatasi inovasi untuk memenangi persaingan, dan masyarakat tidak dilibatkan dalam penentuan tarif ini. “Sebaiknya dilepas saja soal tarif ini, dan tugas pemerintah mengawasi supaya tarif terbawah nantinya tetap memenuhi aspek kenyamanan dan keselamatan. Bila ada tarif bawah dikhawatirkan dapat merugikan konsumen. Seperti di industri penerbangan, di mana setelah era persaingan harga semakin terjangkau oleh konsumen meski ada kenaikan biaya,” katanya.
Kegiatan yang juga dihadiri para praktisi transportasi, pelaku transportasi online, dan masyarakat ini diharapkan bisa menjadi solusi. Diharapkan ke depannya transportasi berbasis aplikasi (online) dan angkutan konvensional tumbuh menjadi persaingan usaha yang sehat, inovatif, dan bisa berkolaborasi sebagai pilihan solusi transportasi bagi masyarakat.
Baca Juga: