Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sensus Penguin Antartika: Tujuannya Unik, Sempat Salah Hitung

image-gnews
Sejumlah penguin yang telah direhabilitasi oleh Yayasan Southern African Foundation for the Conservation of Coastal Birds (SANCCOB) berqada di dalam sebuah kolam jelang dilepas liarkan di Stony Point dekat Cape Town, Afrika Selatan, 8 Desember 2016. Georgia Aquarium/Addison Hill/Handout via REUTERS
Sejumlah penguin yang telah direhabilitasi oleh Yayasan Southern African Foundation for the Conservation of Coastal Birds (SANCCOB) berqada di dalam sebuah kolam jelang dilepas liarkan di Stony Point dekat Cape Town, Afrika Selatan, 8 Desember 2016. Georgia Aquarium/Addison Hill/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Penguin, unggas yang berjalan berlenggak-lenggok dengan langkah kecil, tampak begitu menggemaskan. Namun siapa yang tahu jumlah hewan ini di tempat tinggalnya di Antartika alias Kutub Selatan. Ternyata populasinya mencapai belasan juta.

Ilmuwan bahkan pernah salah menghitung jumlah salah satu spesies penguin, penguin Adelie (Pygoscelis adeliae), di Antartika timur hanya 2,3 juta ekor. Namun ternyata jumlahnya dua kali lipat: 5,9 juta.

Tim ilmuwan yang dipimpin Louise Emmerson, pakar ekologi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Energi Australia, menghitung populasi P. adeliae yang tinggal di Antartika timur menggunakan metode gabungan. Metode gabungan ini dilakukan dengan survei tanah dan udara, penandaan data, kamera, dan citra satelit selama musim berkembang biak.

Penghitungan tersebut adalah yang pertama memasukkan kawanan penguin yang belum memasuki masa kawin (nonbreeding). “Kelompok inilah yang tidak masuk ke dalam survei-survei sebelumnya,” demikian menurut Emmerson dalam laman situs pemerintah Australia, pertengahan Maret lalu.

Tujuan penelitian ini adalah agar ke depan bisa diambil kebijakan mengenai ekosistem penguin, khususnya rantai makanan mereka. Komisi Konservasi Antartika akan menggunakan data tersebut untuk membuat peraturan proses tangkap ikan di sekitar Antartika.

Para peneliti memperkirakan bahwa semua penguin Adelie memakan 193.500 ton udang krill dan 18 ribu ikan setiap musim kawin. Dengan perkiraan yang lebih komprehensif, lembaga otoritas mampu menetapkan batas perikanan tangkap untuk memastikan populasi penguin tetap stabil.

Menurut Emmerson, unggas nonbreeding lebih sulit dihitung. Sebab, mereka lebih memilih mencari makan di laut, berpencar di segala penjuru daratan Antartika, ketimbang diam di sarang. Penelitian Emmerson bersama timnya ternyata menunjukkan bahwa jumlah penguin Adelie nonbreeding sangat berlimpah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan penghitungan terbaru dari Emmerson dan tim, jumlah P. adeliae sekitar 5,9 juta. Adapun populasi penguin global mencapai 14-16 juta. Spesies ini tinggal hampir di seluruh pantai Antartika dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Selain populasi, riset mengungkapkan bahwa penguin yang sedang tidak masuk fase kawin ternyata mencari daerah berbatu yang bebas es untuk tinggal. Atau daerah yang dekat dengan aktivitas manusia. Di Antartika, manusia hanya tinggal di Stasiun Penelitian Amundsen–Scott yang terletak di dataran tinggi timur Antartika.

Kawasan penelitian ini termasuk daerah yang berbatu. Para ilmuwan yang tinggal di sana memerlukan jalan berbatu agar bisa dilewati kendaraan. Ada sembilan stasiun lain selain Amundsen-Scott. Kebanyakan ilmuwan yang pernah melakukan penelitian di sana mengatakan penguin Adelie kerap terlihat di radius 10 kilometer dari stasiun.

“Dengan data ini, kita juga tahu daerah mana saja yang tidak boleh didirikan bangunan stasiun baru,” kata Colin Southwell, pakar ekologi unggas laut di Australian Antarctic Division.

ANTARTICA.GOV.AU | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

13 jam lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.


Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

14 jam lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.


Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.


Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

58 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.


Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

katak mutiara merupakan jenis katak pohon yang memiliki bintik seperti mutiara. Saat ini populasinya sudah langka. Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan katak ini di Pegunungan Sanggabuana, Karawang (dok.SWR)
Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.


Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orcinus orca atau paus pembunuh. Shutterstock
Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.


Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Ular Piton (ilustrasi).
Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.


Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Penelitian tentang kenapa bebek berenang dalam formasi satu baris memenangkan Hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2022. YouTube
Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.


Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Tim Indonesia yang berhasil meraih empat medali yakni dua medali emas dan dua perunggu dalam ajang International Biology Olympiad (IBO) ke-33 tahun 2022 yang diselenggarakan di Yerevan, Armenia. ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi.
Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.


3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

Gedung Rektorat IPB University di kampus IPB Dramaga Bogor /ANTARA
3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?