TEMPO.CO, Semarang - Kepengurusan organisasi massa Front Pembela Islam atau FPI batal dikukuhkan di Kota Semarang yang rencananya digelar Kamis malam,i 13 April 2017. Pimpinan FPI mengaku penolakan dengan tuduhan organsiaisnya anti-Pancasila itu tak benar.
“FPI saya nyatakan tidak anti-Pancasila,” kata Panglima Laskar FPI Jawa Tengah KH Ahmad Rofi'i, saat mediasi dengan penolak FPI.
Ia mengaku justru FPI sering mengkaji Pancasila. “Malam ini ketemuan tidak saling suudzon (prasangka buruk). Bahkan malam ini, bagian dari Pancaaila karena kita bermusyawarah,” kata Rofi'i, semalam.
Baca juga:
Ketua RT Ini Redakan Pertemuan Memanas FPI dan Ormas Penolaknya
Rofi'i menegaskan, dalam organisasinya tak ada kata-kata anti-Pancasila. Yang terjadi justru sedang menggalakkan pendidikan moral Pancasila. Menurut dia, FPI menilai sikap pancasilais yang ditunjukkan dengan cara yang dihormati bukan hanya simbol Pancasila tapi nilai-nilai yang harus dijalankan. “FPI berdasar pada Pansasila dan UUD 45,” katanya.
Sekretaris persatuan Garda Nasional Jateng, Iwan Cahyono, yang menolak kehadiran FPI di Kota Semarang menjelaskan sikap FPI yang sering main hakim sendiri menunjukkan ormas itu jauh dari nilai Pancasila.
“Buktinya kehadiran FPI di sejumlah daerah selalu menimbulkan keonaran dengan aksi sweeping,” kata Iwan.
Ia mengaku, sengaja menolak kehadiran FPI di Kota Semarang karena akan menimbulkan keonaran di ibu kota Jawa Tengah itu. menurut Iwan, ada 15 ormas yang datang secara serentak menolak pengukuhan pengurus FPI Kota Semarang, di antaranya Garda Nusantara, Persatuan Alumni GMNI, Garda Nasionalis, Patriot Indonesia, Laskar Nusantara, BMI, dan Laskar Merah Putih.
Mereka mengaku merasa kecolongan dengan hadirnya FPI yang tiba-tiba hendak dikukuhkan itu. “Kami bersatu ke sini, semua menolak pengukuhan FPI,” kata Iwan, menegaskan .
EDI FAISOL