TEMPO.CO, Tokyo -Kementerian Kelautan dan Perikanan mengundang salah satu raksasa galangan kapal, Mitsui Engineereing & Shipbuilding Co. Ltd., terlibat mengembangkan industri galangan kapal di Indonesia. Pengembangan sektor ini diperlukan untuk menggantikan armada kapal yang usianya sudah dua dekade lebih.
“Terutama, mengganti kapal dengan ukuran yang sesuaib dengan aturan baru,” kata Direktur Jenderal Daya Saing Produk, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo saat berkunjung ke kantor Mitsui Engineering di Tokyo, Jepang, Kamis, 13 April 2017.
Pada kesempatan itu, delegasi Kementerian Kelautan diterima oleh Vice President Senior Managing Executive Officer, Takaki Yamamoto. Ia mengatakan Mitsui telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan Indonesia.
Baca: Tersandung Kasus Suap Kapal, Dirut PAL Diberhentikan Kementerian
Mitsui terlibat membangun sejumlah pembangkit listrik di Indonesia. Yang saat ini tengah berjalan adalah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 4 atau Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah. Sumitomo Mitsui Banking Corporation ikut membiayai proyek itu bersama Japan Bank for International Corporation (JBIC).
Baca Juga:
“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan infrastruktur di Indonesia ke depan,” ujar Yamamoto. Perusahaan juga telah menjalin kerja sama di bidang pendidikan dan tenaga kerja. Saat ini, ada 200an pekerja perusahaan yang berasal dari Indonesia.
Direktur Jenderal Penataan Ruang Laut, Kementerian Kelautan, Bramantya Satyamurti Poerwadi, menjelaskan Indonesia memerlukan kapal multipurpose vessel yang panjangnya sekitar 120 meter. Kementerian ingin Indonesia punya semacam kapal induk di sektor perikanan yang di dalamnya mencakup tempat pengolahan, penyimpanan, dan lain-lain.
Baca: Penuhi Harapan Wisatawan, Pelni Tambah Kapal ke Karimunjawa
Pemerintah Indonesia juga menawarkan kerja sama dalam bentuk joint venture dengan perusahaan galangan kapal di Indonesia untuk membangun beberapa kapal perikanan. Termasuk kapal patroli dan kapal investigasi perikanan.
Mitsui mengapreasi penawaran tersebut. Perusahaan terlah membuat kapal ‘Tenggiri’ pada 1979 lalu. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan dana bantuan dari ODA (official development assistance). Bramantya ingin Indonesia bisa membangun kapal, baik melalui dana bantuan hibah mapun pinjaman, atau bahkan dengan anggaran pemerintah.
Mitsui Engineering Shipbuilding, selain dikenal membangun kapal tanker minyak dan gas alam cair (LNG), juga menerima banya pesanan dari Japan Coast Guard. Perusahaan membuat 32 unit kapal yang diorder Japan Coast Guard secara bertahap. Sebanyak 7 unit di antaranya merupakan model terbaru dengan ukuran 1.000 ton. JCG juga mengorder kapal ukuran 3.500 untuk riset, penelitian perguruan tinggi, survei, atau latihan.
RETNO SULISTYOWATI (TOKYO)