TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menerima umpatan yang tidak menyenangkan dan berbau SARA, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi memaafkan Steven Hadisurya Sulistyo (SHS). Steven membuat surat permintaan maaf yang ditandatangi di atas materai Rp 6.000.
Surat yang diterima Zainul Majdi, 9 April 2017 itu , Steven berjanji tidak mengulang perbuatannya dan berjanji tidak akan mengucapkan kata-kata yang dapat menimbulkan keretakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Majelis Ulama Indonesia atau MUI melalui rilisnya, Sabtu 15 April 2017, memuji kebesaran hati Zainul Majdi memaafkan SHS, pemuda yang memakinya di Bandara Changi, Singapura. Karena masalah sudah selesai, diharapkan kejadian itu tak melebar ke mana-mana.
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi mengaku sangat menyesalkan kejadian di Changi tersebut. Ucapan SHS sangat keterlaluan, berbau SARA, dan dapat memicu ketersinggungan bukan hanya terhadap Gubernur NTB, tapi bagi banyak orang.
Menurut Zainut, sebagai bangsa Indonesia, tidak seharusnya SHS mengucapkan kata-kata yang berkonotasi merendahkan. (Baca: Gubernur NTB Dimaki di Bandara Changi, Netizen Bereaksi Keras)
"Saya berharap persoalan ini tidak melebar ke mana-mana. Saudara SHS sebaiknya segera meminta maaf secara terbuka kepada Bapak Zainul Majdi dan bangsa Indonesia atas ucapannya," tutur tokoh kelahiran Jepara ini.
Ia pun berharap mengajak masyarakat Indonesia tetap tenang dan tidak terprovokasi. Apa yang terjadi terhadap SHS dan Gubernur NTB hendaknya dijadikan sebagai pelajaran berharga. “Kebesaran jiwa Bapak Zainul Majdi yang sudah memaafkan Saudara SHS patut diberikan apresiasi," tulis tokoh nahdliyin ini, dalam rilis tersebut.
Zainut pun mengajak menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Mari terus merajut kebinekaan dengan terus menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan, dan persaudaraan sesama kita. Baik persaudaraan kemanusiaan maupun persaudaraan kebangsaan sesama anak bangsa dalam bingkai negara Pancasila".
S. DIAN ANDRYANTO