TEMPO.CO, Jakarta - Dua pemuda berpakaian ala pendekar betawi berjaga di Tempat Pemungutan Suara 61 di RT8 RW9 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Rabu, 19 April 2017. Sepasang ondel-ondel juga diletakkan di depan area TPS 61 untuk menyambut warga yang datang memilih Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Suasana betawi kental di TPS 61. Selain dua petugas ketertiban berpakaian pendekar, tujuh anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara juga menggunakan busana adat betawi. Petugas KPPS lelaki menggunakan busana sadariah, dengan cukin (selendang) hijau dan peci hitam. Petugas KPPS wanita menggunakan busana muslimah putih.
Ketua RT8 RW9 Kelurahan Srengseng Sawah, Jazuri mengatakan warganya ingin mengedepankan unsur dan nuansa betawi pada hari pencoblosan Gubernur Jakarta. Apalagi, wilayahnya termasuk perkampungan betawi yang berdekatan dengan Kampung Betawi Situ Babakan. "Warga memang ingin menonjolkan budaya betawi," kata Jazuri di areal TPS 61.
Baca: Pilkada DKI Putaran 2, Ada Kekontrasan di 2 TPS Rusun Rawa Bebek
Jazuri sengaja meminta dua pemuda yang pandai bela diri pencak silat untuk menjadi petugas ketertiban di TPS. Tujuannya, kata dia, untuk mengantisipasi adanya tindakan yang tidak diinginkan.
Namun, kata dia, berkaca dari penyelenggaraan sebelumnya, hari pencoblosan berjalan lancar sampai proses perhitungan suara selesai. Adapun total Daftar Pemilih Tetap di TPS 61 di putaran kedua Pilkada Jakarta sebanyak 684 pemilih. "Saya yakin 90 persen warga sini akan ikut berpartisipasi," ucap Pemilik Sanggar Betawi Argawana itu.
Jumlah DPT di putaran dua meningkat dibandingkan pemilihan Gubernur Jakarta putaran pertama yang mencapai 580 orang. "Putaran pertama partisipasi 85 persen," ucapnya.
Baca: Saat Menteri Puan dan Pratikno Bingung Lihat Wartawan Kejar Ahok
Jazuri berharap siapa pun Gubernur DKI Jakarta yang terpilih, bisa mengembangkan budaya betawi. Soalnya, menurutnya, masih banyak warga yang peduli terhadap budaya betawi.
Namun, pemerintah masih setengah-setengah dalam mengembangkan budaya betawi sebagai salah satu identitas DKI Jakarta. "Kesenian betawi cukup banyak. Tapi, terlihat masih setengah-setengah dalam mengembangkannya," ucapnya. "Budaya betawi bukan hanya sekedar untuk dilestarikan. Tapi, lebih dari itu."
Ia menambahkan peran masyarakat sangat penting agar proses penyelenggaraan Pikada berjalan aman dan lancar. Bahkan Jazuri secara khusus meminta masyarakat kampungnya untuk mengawasi langsung proses pemungutan suara.
Baca: Anies-Sandi Menang Pilkada, Wanita Ini Janji Potong Payudara
Jazuri tidak melarang warga yang mau mengawasi, asalkan mereka tidak masuk ke areal TPS. Menurutnya, warga banyak yang ingin melihat proses pemungutan suara dan tidak bisa dicegah.
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan dari luar, pihaknya juga telah menyediakan hiburan musik akustik selama proses pemungutan sampai penghitungan suara selesai. "Tapi, harus patuhi aturan kalau mau melihat dan tidak masuk areal TPS," ucapnya.
Nuansa betawi juga terasa di TPS 52 RT10 RW8 Kelurahan Srengseng Sawah. Petugas ketertiban dan KPPS menggunakan baju koko putih lengkap dengan sarung yang dijadikan selendang.
Baca: Anies: Hari Pencoblosan Pilkada Besok Seperti Perang Badar
Panitia Pengawas TPS 52 Shilpia Suslinawati mengatakan memang ada nuansa betawi di tempanya mengawasi pemungutan suara. Sejauh ini, ia melihat proses pemungutan suara berjalan lancar tidak ada kendala.
Hanya saja potensi kerawanan, kata dia, memang ada pada proses pemungutan suara. Terutama pada pemilih bayaran yang mencoblos surat suara dan merobek kertasnya sebagai bukti telah memberikan suara.
"Ini potensi kecurangan yang kami lihat, dan berpotensi terjadi," katanya. "Tapi, kalau nanti ada kertas yang sudah dicoblos dan disobek sedikit tidak sah. Sebab, akan kami terawang bolongan kertas yang dicoblos. Kalau ada sobekan ya dianggap tidak sah."
Ia menuturkan total DPT di TPS 52 ada 738 pemilih. Sejak dibuka pulul 07.00-10.00 sudah ada 70 persen warga yang memilih. Di luar DPT, kata dia, ada empat orang yang tidak terdaftar. "Bagi yang tidak terdaftar masih diberikan kesempatan memilih menggunakan KTP dan KK," ujarnya.
IMAM HAMDI