TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank BNI Syariah membukukan pertumbuhan aset sebesar 21 persen per kuartal pertama tahun ini secara year-on-year menjadi Rp 29,86 triliun.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan kenaikan aset tersebut ditopang pertumbuhan pembiayaan sebesar 17,83 persen dan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 23,38 persen secara year-on-year.
“Dari total pembiayaan Rp 21,26 triliun, yang terbesar merupakan pembiayaan konsumtif sebesar 56,1 persen,” tutur Abdullah di sela paparan kinerja keuangan BNI Syariah kuartal pertama tahun 2017, di Jakarta, Kamis, 20 April 2017.
Baca Juga:
Pembiayaan lain yang berkontribusi adalah pembiayaan produktif, terutama untuk UKM 21,07 persen, pembiayaan komersial 17,73 persen, dan pembiayaan mikro di luar konsumtif 3,6 persen. Selain itu, pembiayaan kartu Hasanah Card 1,59 persen dan pembiayaan konsumtif mayoritas portofolio adalah BNI Griya iB Hasanah 85 persen, yang ikut menyumbang cukup signifikan.
Kinerja bisnis perseroan yang baik ini, menurut Abdullah, tetap memperhatikan kualitas pembiayaan. Hal tersebut ditunjukkan dari rasio pembiayaan yang seret atau NPF pada kuartal pertama tahun ini 3,16 persen.
Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, pertumbuhan dana pihak ketiga meningkat sebesar 23,38 persen secara year-on-year. Dengan kata lain, dana pihak ketiga perusahaan tumbuh Rp 4,89 triliun dengan rasio dana murah 47,39 persen.