TEMPO.CO, Jakarta - Dian Sastrowardoyo bangga bisa memerankan salah satu tokoh pahlawan idolanya dalam film layar lebar berjudul Kartini. Hanung Bramantyo, sang sutradara, mengatakan sebelumnya Dian tidak masuk kualifikasi aktris yang cocok memerankan Kartini dalam film yang digarapnya. (Baca: Kartini, Siapakah Dia?)
"Pas tahu Hanung mau menggarap film Kartini, saya semangat ikut casting. Tapi dia butuh artis muda. Nah, kata Hanung, aku ketuaan. Tapi enggak apa-apalah awalnya jadi peran lain," ucap Dian Sastro. (Artikel terkait: Dian Sastro Ambil 3 Ajaran Penting dari Kartini)
Dian Sastro menceritakan, seiring dengan berjalannya waktu, ia dipaksakan menjadi Kartini, meski menjadi sosok Kartini yang bukan seumurnya. Dian pun lantas bersyukur bisa memerankan tokoh idolanya tersebut. (Baca juga: Alleira Luncurkan Kebaya Batik Edisi Hari Kartini)
"Saya penggemar Kartini garis keras. Apa yang diperjuangkannya pada 1908 sampai sekarang masih relevan dan perlu diperjuangkan. Saya terilhami oleh semangatnya," ujar istri dari Maulana Indraguna Sutowo ini. "Pertama kali di-casting Mas Hanung, saya dipercaya menjadi ibunda Kartini, Ngasirah muda. Saya sadar, saya ini aktris yang beranjak tua. Tapi Kartini memang jodoh saya."
Bagi Dian Sastro, perjuangan Kartini sungguh berarti bagi kaum perempuan di Indonesia. Berkat perjuangan Kartini, kaum perempuan di Indonesia bisa mendapatkan hak yang setara dengan kaum laki-laki.
"Saya melihat Kartini sebagai pejuang yang menjadi tonggak perubahan dari pejuangan fisik menjadi perjuangan pemikiran. Setelah Kartini, lalu ada Boedi Oetomo dan seterusnya," kata Dian Sastro. "Tapi sayangnya, karena dia perempuan, kesannya pemikiran dia menghina kaum laki-laki yang saat itu yang berego besar."
MAJALAH TEMPO | TABLOIDBINTANG | LUCIANA
Berita lainnya:
Anniesa Hasibuan Tampilkan Koleksi Lebaran 2017
Simak Cara Andien `Bermain` untuk Atasi Kejenuhan
Sakdiyah Ma`ruf, Terpincang-pincang karena Made in Cina