TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, menyebutkan bahwa kita tidak bisa memilih antara karier atau keluarga karena dua-duanya sama pentingnya. “Keluarga bagi saya suatu inti yang harus dikelola dengan sangat baik . Kalau inti ini berdiri dengan baik, berhubungan dengan baik, suasananya baik, maka masyarakat kita akan baik,” katanya di sela acara ‘Panggung Para Perempuan Kartini’ di Museum Bank Indonesia, Selasa 11 April 2017.
Retno juga mengungkapkan tentang statusnya sebagai perempuan bekerja. “Kalau keluarga kita sudah tenang, semua menjalankan tugasnya dengan baik, maka pekerjaan yang kita jalankan pun akan baik,” katanya panjang lebar. Statusnya sebagai diplomat karier pun tak akan sukses tanpa dukungan keluarga. Apalagi katanya diplomat itu adalah bidang pekerjaannya laki-laki karena tidak kenal batas waktu, batas ruang dan dinamika mobilitasnya sangat tinggi.
Retno juga menyebutkan bahwa pada saat perempuan memilih menikah, memang ada ekstra efek untuk menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga. “Karena saya dibesarkan di tradisi Jawa yang sangat kental dan saya termasuk orang yang sangat menghormati institusi keluarga. Maka konsentrasi penuh (bisa terjadi jika keluarga aman). Karena kebayang kan kalau keluarga kita naudzubillah min dzalik ya, gak baik pasti kita tidak bisa konsentrasi 100 persen. Karier dan keluarga adalah satu hal yang bisa dilakukan bersama-sama,” katanya menutup pembicaraan.
Karena itu pula Retno wanti-wanti agar perempuan memiliki pendidikan yang baik. “Pendidikan ini adalah awal dari semuanya. Pendidikan membuka mata, membuka pikiran perempuan mengenai banyak hal,” katanya. Dari pendidikan, kita tahu mengenai masalah kesehatan mengenai masalah bagaimana mendidik anak, berinteraksi dengan masyarakat. “Saya sangat mendukung education for all, pendidikan untuk semua karena itu adalah gerbang untuk semua kebaikan,” kata Retno.
REZKI ALVIONITASARI
Berita lainnya:
Anniesa Hasibuan Tampilkan Koleksi Lebaran 2017
Simak Cara Andien `Bermain` untuk Atasi Kejenuhan
Sakdiyah Ma`ruf, Terpincang-pincang karena Made in Cina