TEMPO.CO, Yogyakarta - Berdasarkan penelusuran singkat Pusat Studi Forensika Digital (Pusfid) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, link berita http://www.metronews.tk/2017/04/sri-sultan-hamengkubuwono-maaf-bukan.html itu dibuat oleh seseorang yang dalam akun Google + menggunakan profil atas nama Rosa Linda. Namun link berita tersebut sudah tidak bisa diakses kembali ketika Tempo membukanya pada 21 April 2017.
“Jadi situs yang memuat berita hoax itu untuk kepentingan adsense. Alias pengumpul dolar dari banyak kunjungan ke web,” kata Kepala Pusfid UII Yogyakarta Yudi Prayudi saat dihubungi Tempo, Jumat, 21 April 2017.
Baca juga:
Mabes Polri Bantu Usut Berita Hoax Sultan
Menurut Yudi, untuk meningkatkan hit website antara lain dengan memposting informasi yang kontroversial atau informasi yang menimbulkan rasa keingintahuan besar untuk mengetahuinya lebih lanjut sudah menjadi rahasia umum. Bahkan akun adsense yang melekat pada situs hoax itu ternyata melekat juga pada beberapa situs lainnya. “Bisa jadi pemilik situs tersebut adalah pemain aktif di dunia adsense,” kata Yudi.
Berdasarkan hasil penelusuran singkat timnya muncul dua nama dari Sumatera Selatan yang diduga adalah pemain aktif di dunia adsense. Keduanya adalah Natasa Adelia yang diketahui mempunyai 12 situs dan Awam Alfian yang mempunyai 27 situs.
“Biar tak terjebak, kenali situs resminya dan jangan gampang broadcast,” kata Yudin mengingatkan.
Baca pula:
Sultan HB X Lapor Polisi, Usut Berita Hoax Atasnamakan Dirinya
Sebelumnya diberitakan link tersebut memuat konten negatif dengan judul 'Sri Sultan Hamengkubuwono: Maaf Bukan SARA, Tapi Cina Dan Keturunannya Tidak Pantas Jadi Pemimpin Di Bumi Nusantara -- Fakta Sejarah, Tionghoa Adalah Satu-Satunya Penghianat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)'. Sultan HB X membantah telah memberikan pernyataan dalam link tersebut telah melaporkannya ke Polda DIY pada 19 April 2017.
“Website itu (www.metronews.tk) menggunakan nama mirip dengan website resmi (www.metrotvnews.com). Itu teknik phising,” kata Yudi.
Teknik phising yang digunakan dalam kasus tersebut bertujuan mengelabui pengguna agar seolah-olah konten berita itu berasal dari situs resmi. Sedangkan dalam kasus cyber crime, teknik phising digunakan untuk mendapatkan data-data dari pengguna. Apabila dilihat dari logo websitenya diketahui menggunakan blog yang dibuat dengan engine Blogspot. Sementara top level domain “dot tk” bersifat gratisan. Domain tersebut merujuk pada pemerintahan Tokelau yang berada di Kepulauan Pasifik Selatan.
Konten berita dalam http://www.metronews.tk/2017/04/sri-sultan-hamengkubuwono-maaf-bukan.html ditulis oleh seseorang dengan identitas Rosa Linda pada tanggal 17 April 2017 yang diunggah pada jam 20:45.
PITO AGUSTIN RUDIANA