Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amerika Diyakini Tak Akan Serang Korea Utara Demi Sekutu Terdekat

image-gnews
Amerika Serikat mengirim kapal induk USS Carl Vinson (CVN 70) ke Semenanjung Korea atas permintaan Laksamana Harry Harris, kepala Komando Pasifik Amerika Serikat. Permintaan ini disebabkan Korea Utara beberapa kali melakukan tes peluncuran rudal balistik, terakhir 5 April 2017. US Navy/Tom Tonthat/via Reuters
Amerika Serikat mengirim kapal induk USS Carl Vinson (CVN 70) ke Semenanjung Korea atas permintaan Laksamana Harry Harris, kepala Komando Pasifik Amerika Serikat. Permintaan ini disebabkan Korea Utara beberapa kali melakukan tes peluncuran rudal balistik, terakhir 5 April 2017. US Navy/Tom Tonthat/via Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Tokyo -Sejumlah pengamat dan mantan perwira tinggi militer Amerika Serikat yang terlibat dalam Perang Korea tahun 1950-an menyakini  Amerika Serikat tidak akan menyerang Korea Utara. Korea Selatan, sekutu terdekatnya menjadi alasan utama.

Menurut Carl Baker, pensiunan dari Angkatan Udara Amerika Serikat dan memiliki pengalaman luas di Korea Selatan, rudal-rudal milik Korea Utara akan menimbulkan kehancuran besar di Korea Selatan.

Baca juga: Presiden Trump Pilih Perang, Pence: Cara Damai Hadapi Korea Utara

"Ini menjadi faktor yang paling membatasi Amerika Serikat," kata Baker seperti dikutip dari Washington Post, 21 April 2017.

Senator Lindsey O.Graham pekan ini menyatakan dukungannya  untuk menyerang Korea Utara supaya menghentikan negara itu mengembangkan kemampuan rudalnya menjangkau Amerika Serikat.

Hanya saja, ia memperkirakan perang akan berakhir di Korea Selatan. "Ini akan mengerikan, namun perang akan berakhir di Korea Selatan, bukan di sini," kata Graham kepada NBC.

Baca juga: Menhan AS: Korea Utara Provokatif dan Tak Bisa Dipercaya

Ambisi Korea Utara saat ini untuk menghantam daratan Amerika Serikat dengan rudal membuat Korea Selatan  hidup dalam ancaman senjata konvensional Korea Utara selama beberapa dekade.  

Analis Korea utara dengan situsnya 38 North, Joseph S.Bermudez Jr, menjelaskan,  markas tentara Korea Utara di Kaesong, di utara kawasan  demiliterisasi Korea Utara-Korea Selatan atau DMZ, memiliki 500 artileri. Seluruh artileri ini dapat menjangkau wilayah utara Seoul, yang berjarak sekitar 30 mil dari DMZ.

Namun, satu saja proyetil terbesar yang ditembakkan Korea Utara dari DMZ akan menjangkau hingga ke selatan Seoul. Area ini merupakan kawasan metropolitan Seoul yang dihuni sekitar 25 juta orang.

Baca juga: Di PBB, Korea Utara Tegaskan Siap Perang Melawan Amerika Serikat

"Inilah efek kedekatan," kata David Maxwell yang bekerja sebagai tentara Amerika Serikat selama 30 tahun di Korea Selatan dan saat ini mengajar di Universitas Georgetown.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bermudez menunjukkan betapa besar dampak dari rudal-rudal yang akan ditembakkan ke Seoul, jika perang menjadi jawaban atas perseteruan Korea Utara dan Amerika Serikat.

Menurut Bermudez, setengah dari artileri Korea Utara merupakan peluncur multi roket, termasuk peluncur 18 hingga 36 dengan besaran peluncur mencapai 300mm. Peluncur roket sebesar itu memiliki kemampuan menembak delapan kali untuk setiap 15 menit dan kemampuan jangkau 44 mil.

Baca juga: Korea Utara Tayangkan Video Olok-olok Rudal Hancurkan Amerika

Sehingga jika Korea Utara mulai menembakkan artilerinya ke Korea Selatan, maka dalam sejam akan ditembakkan empat ribu tembakan. Maka, sekitar 2.811 kematian dan 64 ribu orang tewas di hari pertama, kebanyakan yang meninggal terjadi dalam rentang waktu tiga jam setelah tembakan.

Yang mengerikan, sebagian yang menjadi korban adalah warga Amerika. Karena sekitar 28 ribu tentara Amerika Serikat bertugas di Korea Selatan. Mereka bertugas di pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Osan  dan yang terbaru di Pyeongtaek sebagai pengganti pangkalan militer Amerika di Seoul.

Baca juga: Presiden Trump Setujui Sanksi Baru ke Korea Utara

Mencermati fakta ini, menurut Baker dari Pusat Forum Pasifik untuk Strategi dan Kajian Internasional, pernyataan  pemerintah Amerika Serikat bahwa semua opsi tersedia untuk mengatasi masalah Korea Utara adalah tidak benar.

"Kita sesungguhnya tidak memiliki opsi militer. Orang-orang di Washington mengatakan 'Kita punya kemampuan untuk ini,' namun orang-orang kita yang duduk di Seoul mengatakan,'Kamu tidak dapat melakukan hal itu," kata Baker.

Sehingga melindungi Seoul dari ancaman Korea Utara menjadi prioritas utama untuk aliansi ini.

WASHINGTON POST | MARIA RITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.