Ina Rachman, pengacara sekaligus pendiri Perempuan Cerdas atau Pedas. TEMPO/RINI K
Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Aksi 4 November atau 411 dan 2 Desember 2016 atau aksi 212 menjadi momentum lahirnya sebuah komunitas perempuan bernama Perempuan Cerdas atau Pedas NKRI. Ketua Pedas NKRI, Ina Rachman mengatakan awalnya ada sekitar sepuluh perempuan yang ingin membagikan konsumsi kepada para peserta Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia atau GNPFMUI.
Ketika berkumpul di Monas, Jakarta Pusat, mereka bergabung dengan dengan kumpulan perempuan lain yang sama-sama berbagi konsumsi untuk peserta aksi unjuk rasa. Hubungan itu berlanjut pada aksi berikutnya pada 2 Desember 2016, dan dari situlah terbentuk Pedas NKRI. “Kegiatan kami bukan dalam frame Pilkada. Kami enggak ikut-ikutan ke situ,” kata Ina kepada Tempo, Kamis 13 April 2017. Baca: Jessica Iskandar, Nia Ramadhani, Geng Girl Squad Rayakan Kartini
Ina menjelaskan, saat itu dia dan teman-temannya tergerak ikut unjuk rasa sekaligus membagikan makanan karena aksi tersebut merupakan bentuk kebhinekaan. “Yang ikut demo bukan hanya muslim, tapi juga non-muslim dari berbagi etnis. Di situ kami merasa ternyata Bhineka Tunggal Ika itu memang ada,” ujarnya.
Selain turun untuk aksi damai, menurut Ina, komunitas Pedas juga kerap mengadakan bakti sosial kepada korban banjir di Kali Ciliwung, longsor, kebakaran, dan membantu pasien di sejumlah rumah sakit yang membutuhkan perhatian khusus.
Komunitas Pedas NKRI mengadakan bakti sosial kepada korban banjir di Bukit Duri Jakarta Selatan, 19 Februari 2017. (Instagram)
Lantas apa yang membedakan komunitas Pedas dengan perkumpulan perempuan pada umumnya? Ina menjelaskan, di Pedas tidak ada arisan dan tiada iuran bulanan. “Ini murni kegiatan sosial, bukan sok-sialita,” katanya. Untuk bergabung dengan komunitas ini, dia mempersilakan siapapun mendaftar, namun tetap akan diseleksi oleh pengurus.
Menurut Ina, seleksi ini penting untuk menyaring anggota yang relatif bersih dan punya rekam jejak yang bagus. Ina yang juga bergabung dengan sepuluh perkumpulan perempuan lain ini menjelaskan di setiap kelompok ada saja orang yang menjadi ‘biang kerok’ daan mengganggu anggota lainnya. Contohnya, ada orang yang kerap membicarakan keburukan orang lain atau kerap berutang.
“Proses seleksinya gampang saja, karena yang sudah tergabung di Pedas biasanya pengurus dari komunitas lain. Jadi mereka sudah mengenal seperti apa karakter pendaftar ini,” katanya. Saat ini, menurut Ina, ada 150 perempuan yang tergabung dalam Pedas dan mereka berada di Jakarta, Kalimantan, Malaysia, sampai Australia. Adapun cita-cita besar Pedas, Ina bertutur, adalah memiliki crisis center, woman and children protection.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen
2 jam lalu
Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen
Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.
Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga
2 hari lalu
Semangat Hari Kartini dalam Transformasi Kepemimpinan Perempuan di Jasa Marga
27 persen perempuan sebagai pimpinan puncak perusahaan.
PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan
3 hari lalu
PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan
3 hari lalu
Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.
Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya
4 hari lalu
Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya
Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
4 hari lalu
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama
4 hari lalu
Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama
Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan
5 hari lalu
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan
Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi
5 hari lalu
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi
Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.
Apa Makna Hari Kartini bagi Pemain Timnas Bola Voli Putri Indonesia Yolla Yuliana?
5 hari lalu
Apa Makna Hari Kartini bagi Pemain Timnas Bola Voli Putri Indonesia Yolla Yuliana?
Pemain Timnas Bola Voli Putri Indonesia Yolla Yuliana bicara soal makna Hari Kartini bagi wanit saat ini.