TEMPO.CO, Bojonegoro — Sedikitnya 4 hektare danau dan air terjun di lokasi wisata Kedung Maor di Desa Kedung Sumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, rusak parah. Lokasi wisata tersebut masih ditutup meski pemerintah Bojonegoro dan Perhutani sudah mencabut status darurat longsor.
Tanah longsor terjadi pada Sabtu, 1 April 2017. Tanah milik Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Bojonegoro itu bergerak dan longsor menimbun sungai serta danau. Batu bongkahan dari bukit longsor dan menutupi sungai serta memenuhi permukaan danau hingga lebih dari 4 hektare.
Baca juga: Longsor di Wisata Air Terjun Kedung Maor Bojonegoro akibat Hujan
Tak hanya itu, air terjun Kedung Maor, yang selama ini menjadi andalan tujuan pariwisata, praktis tertutup oleh timbunan batu dan tanah. Sisi kiri-kanan yang tumbuh pohon jati juga rusak. “Rusak parah,” ujar Kepala Desa Kedung Sumber Kardi kepada Tempo, Selasa, 25 April 2017.
Kardi menambahkan, sekarang ini pariwisata di Kedung Maor tertutup untuk jangka waktu tertentu. Alasannya, masih ada pengerjaan pengerukan tanah, di sekitar lokasi danau dan air terjun. ”Selain itu, rawan longsor,” kata dia.
Adapun KPH Bojonegoro masih menunggu kabar dari pihak pemerintah Bojonegoro, yang tengah mengerjakan proyek penataan wisata Kedung Maor. Praktis, selama pengerjaan itu, area wisata berjarak sekitar 40 kilometer dari sebelah selatan Kota Bojonegoro ditutup total. “Ya, kita masih menunggu,” ujar Kepala KPH Perhutani Bojonegoro Daniel Budi Cahyono.
Menurut Daniel, sebenarnya pemerintah Bojonegoro telah mencabut status darurat bencana longsor di kawasan Kedung Maor—terhitung sejak terjadi bencana 1 April hingga 10 April 2017. Penetapan darurat bencana longsor dilakukan, mengingat tanah di kiri-kanan di Kedung Maor rawan bergerak. Perhutani juga berupaya mengukur ulang area tanah wisata. Terutama lahan milik Perhutani di wisata Kedung Maor dengan tanah perkampungan di Desa Kedung Sumber.
Wisata air terjun Kedung Maor di Desa Kedung Sumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, longsor pada Sabtu dinihari, 1 April 2017. Longsor di area wisata itu terjadi beberapa saat setelah terjadi hujan deras di Bojonegoro bagian selatan. Di antaranya di Kecamatan Temayang, Gondang, dan Dander. Akibatnya, tanah area hutan bergerak dan longsor menimbun sungai dan danau di Kedung Maor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro bekerja sama dengan ahli dari Sekolah Tinggi Energi Mineral (STEM) Migas Cepu menyebutkan adanya kenaikan permukaan dasar sungai setinggi 7 meter sepanjang 250 meter. Akibatnya, terjadi patahan tanah lokal di sekitar wisata Kedung Maor. ”Itu salah satu penyebabnya,” ujar Kepala BPBD Bojonegoro Andi Sujarwo dalam rilis yang diterima Tempo, Sabtu, 1 April.
SUJATMIKO