TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan simpang susun Semanggi akan rampung pada Juli mendatang. Adapun peresmiannya akan dilaksanakan pada 17 Agustus, bersamaan dengan HUT RI ke-72.
Namun, sebelum simpang susun tersebut dioperasikan, Kementerian Pekerjaan Umum akan mengirimkan tim komite keamanan untuk menilai kelayakan jembatan. Menurut dia, penilai keamanan sangat dibutuhkan untuk keselamatan dan perlindungan konsumen. Ia ingin memastikan jembatan itu layak digunakan.
Baca Juga:
Setelah prosesi pemeriksaan rampung dan penilaian dikeluarkan, pihaknya akan memberikan sertifikasi pengoperasian jembatan. Saat ini komite keamanan tengah menilai segala sisi jembatan. Mulai kualitas beton, konstruksinya, penerangan, hingga pernak-pernik lain.
Baca: Pembangunan Konstruksi Jembatan Simpang Susun Semanggi Rampung
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang ikut dalam peninjauan penyambungan terakhir konstruksi simpang susun Semanggi, memuji kemampuan kontraktor WIKA dalam merampungkan proyek itu. Menurut dia, proses pembangunan sama sekali tak terasa karena tak menimbulkan kemacetan. "Ini perlu diapresiasi," ucap Budi, Selasa malam, 25 April 2017.
Baca Juga:
Menurut dia, jembatan simpang susun Semanggi diprediksi bakal mengurai kemacetan Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto. Dia memperkirakan kemacetan akan berkurang hingga 30 persen dari hari biasanya.
Arsitek jembatan Semanggi, Ir Achmad Noerzaman, mengatakan proyek tersebut dikerjakan oleh WIKA dan sejumlah perusahaan menggunakan uang milik PT Mitra Panca Persada. Perusahaan itu diwajibkan membayar denda koefisien lantai bangunan. "Total anggarannya Rp 360 miliar dengan sepanjang 1,8 kilometer," ujarnya.
Baca: Simpang Susun Semanggi, Arsitek: Miliki Lampu Percantik Malam
Pembangunan jembatan itu menggunakan sistem erection segmen box girder. Box girder membentang sepanjang 80 meter tanpa kolom. Sehingga beton-beton besar dapat tersusun melingkar dan mengangkangi Jalan Gatot Subroto. Setiap bentangan balok dihubungkan oleh baja menggunakan mesin khusus tanpa dibutuhkan penyanggah di bawahnya. Hal ini memungkinkan beton tersambung tanpa menimbulkan kemacetan.
Dua ruas jalan itu dibangun dari arah Grogol, Jakarta Barat menuju Blok M di Jakarta Selatan dan dari arah Cawang, Jakarta Timur menuju Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. Jalan layang yang berbentuk lingkaran itu kelak mengurai kemacetan di kolong Jalan Gatot Soebroto. Saat ini sedang dalam proses finishing.
AVIT HIDAYAT