TEMPO.CO, Semarang - Pelaku industri jasa pengangkutan logistik di Jateng mulai andalkan sistem e-commerce (perdagangan elektronik) berbasis internet. Sistem aplikasi ini dinilai memudahkan transaksi dan pemesanan secara online karena menyediakan layanan get and deliver.
“Ini akan lebih sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan) dan pengiriman,” kata Tony Winarno, Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (ASPERINDO) Jateng, Kamis 27 April 2017.
Baca: Industri E-commerce Tumbuh Pesat, Peritel Tertekan
Tony menilai tehknologi internet yang mendorong percepatan digitalisasi di semua sektor dan telah membentuk ekosistem proses ekspres, pos dan logistik yang lebih kompleks. “Namun ini tantangan yang lebih mengairahkan bisnis layanan termausk pesan kepada seluruh stake holder, khususnya para pelanggan,” kata Tony.
Baca: Ingin Sukses Bisnis E-Commerce, Simak Tip Berikut
E-Commerce dalam layanan pengiriman barang itu memberi kenyamanan pelanggan dalam meng -update barang yang dikirim. Hal ini menjadi salah satu andalan pelayanan para pelaku bisnis pengiriman.
Untuk menunjang layanan itu, Asperindo Jateng menyediakan portal informasi logistik www.elogistik.id untuk memudahkan 31 anggota asosiasi. Portal e-logistik yang diklaim pertama di Indonesia dan bisa diakses secara nasional itu berisi informasi logistik dan menjadi navigasi bisnis logistik yang tengah berkembang pesat .
“Ini juga mendukung Indonesia E-Commerce Road Map 2015 hingga 2019, yang diharapkan dapat membesarkan ekonomi digital dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar dunia,” katanya.
Salah satu pelaku industri logistik, Indra Wiralaksmana, dari PT Andiarta Muzizat, menyatakan sengaja meluncurkan solusi social commerce sebagai inovatif terbarunya bernama Ninja Easy. “ Ini sebagai solusi bagi para social seller dan penjual melalui blog,” kata Indra.
Aplikasi yang dikembangkan perusahaanya itu dapat menyederhanakan proses pengiriman dan pembayaran sehingga para penjual bisa fokus mengembangkan bisnisnya serta menghemat waktu mengurus administrasi penjualan dan menguntungkan para pembeli.
“Ini sebagai penyedia layanan logistik inovatif, senantiasa menerapkan teknologi dan menghadirkan berbagai solusi modern yang meningkatkan standar ecommerce,” katanya.
Tercatat pemerintah sendiri kini lebih optimis terhadap e-commerce dengan ditargetkannya nilai transaksi e-commerce di angka US$ 130 miliar pada tahun 2020.
EDI FAISOL