TEMPO.CO, Frankfurt – Pura-pura menjadi pengungsi asal Suriah, seorang tentara Jerman ditangkap atas tuduhan merencanakan serangan teror.
Seperti dilansir The Independent, Kamis, 27 April 2017, tentara yang belum diidentifikasi ini tertangkap saat hendak mengambil pistol berisi peluru yang disembunyikannya di sebuah toilet di bandara internasional Wina, Austria.
Baca: Pengadilan Jerman Tolak Gugatan Pengungsi terhadap Facebook
Jaksa Kota Frankfurt menyatakan tentara berusia 28 tahun itu didakwa merencanakan serangan serius, pemalsuan identitas, dan melanggar aturan senjata api.
Tentara berpangkat letnan ini berhasil memalsukan identitasnya sebagai pengungsi Suriah setelah ia ditempatkan di pos Illkirch-Graffenstaden di Prancis.
Saat kembali ke Jerman pada 30 December 2015 melalui Giessen, Hesse, tentara ini mendaftar sebagai pengungsi Suriah.
Lebih banyak berbicara dengan bahasa Prancis ketimbang Arab, tentara ini kemudian mengajukan permintaan suaka di Zirndorf, Bavaria, pada Januari tahun lalu.
“Ia pun diberi kesempatan tinggal di penampungan, memperoleh uang bulanan dengan identitas palsu,” kata kantor jaksa Frankfurt.
Baca: Di Jerman, Pengungsi Diserang 10 Kali per Hari
“Kami menduga motif sang tentara adalah kebencian terhadap orang asing khususnya pengungsi. Ia berencana melakukan serangan menggunakan senjata yang disimpan di bandara Wina.”
Jika rencananya berhasil, sidik jarinya akan terdaftar sebagai pengungsi Suriah, sehingga rakyat dan otoritas Jerman akan menyalahkan mereka dan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Polisi juga berhasil menangkap komplotan sang tentara, seorang mahasiswa berusia 24 tahun asal Hammelburg.
Kediaman kedua tersangka telah digeledah dan sejumlah barang bukti ikut disita termasuk telepon seluler, komputer jinjing, serta sejumlah dokumen.
Keduanya kini ditahan di Frankfurt. Penangkapan ini berselang beberapa hari setelah polisi mengungkap bahwa serangan bom terhadap bus tim klub bola Borussia Dortmund dilakukan pria penjudi dan bukannya oleh ISIS.
Sergej W., warga Jerman-Rusia, meledakkan tiga bom yang melukai seorang pemain pada 11 April dan dengan sengaja mengkambinghitamkan ISIS.
Ternyata motifnya untuk memperoleh keuntungan jika saham klub bola itu jatuh akibat insiden tersebut.
Pengungsi Suriah di Jerman kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari kubu antiimigran Jerman. Pembakaran tempat penampungan hingga penistaan kitab suci Al-Quran pernah terjadi di Jerman.
THE INDEPENDENT | SITA PLANASARI AQUADINI