TEMPO.CO, Jakarta - BerryKitchen.com kini menjadi salah satu bisnis katering berbasis digital di Indonesia. Pendirinya, Cynthia Tenggara berbagi cerita bagaimana dia memulai usahanya dalam acara Tiga Wanita Bicara Industri Digital di Jakarta pada Rabu, 26 April 2016.
Berawal dari pengalaman Cynthia Tenggara ketika bekerja, jatah makan siangnya seringkali terbuang karena tak cocok dengan menu yang disajikan. Akhirnya dia menemukan ide membuat katering makan siang dengan hidangan yang bisa dipilih sendiri.
Tapi bagaimana memulainya karena Cynthia Tenggara tak bisa masak. Langkah pertamanya adalah mencari koki. Juru masak ini menerjemahkan idenya dalam bentuk makanan. Dari 10 chef yang akan digandengnya, 9 diantaranya menyatakan sulit merealisasikan gagasan Cynthia. Sebanyak 9 dari 10 chef itupun menolak pekerjaan ini.
Hanya seorang koki yang tidak menolak, namun juga tidak terlalu yakin dengan model bisnis yang ditawarkan Cynthia. Perlahan keduanya menemukan jalan untuk menggerakkan BerryKitchen.com.
Sadar ini adalah model bisnis catering yang baru, Cynthia Tenggara bersama tim pemasarannya harus terjun ke lapangan untuk mensosialisasikannya. Dia menyasar target dengan mendatangi setiap kantor atau acara sambil membawa sampel produk sebagai tester. Upaya ini cukup makan waktu dan biaya.
Pelanggan awalnya adalah keluarga dengan jumlah pesanan tak sampai 20 pax perhari. Tapi bisnis ini terus berkembang dan sekarang mencapai 3000-4000 pax perhari. BerryKitchen menawarkan pelanggannya empat layanan. Pertama, katering makan siang di mana pelanggan bisa memilih menu sesuai dengan selera masing-masing. Pemesanan dapat dilakukan sehari sebelumnya.
Kedua, ready to eat. Pelanggan dapat memesan untuk makan pagi, siang ataupun malam namun menunya tidak bisa memilih karena sudah tersaji dalam bentuk paket. Ketiga, ready to cook berupa bahan mentah, lengkap dengan bumbu yang siap pakai. Jangan khawatir, panduan memasak terlampir. Keempat, snack box atau aneka camilan.
Menurut Cynthia ketika seorang wanita memutuskan untuk mengembangkan bisnis, maka dia harus menggali informasi dan menguasai apa yang dia bawa. “Komitmen dan etos kerja itu wajib,” ujarnya. “Pantang menyerah, selalu mencoba, dan mental mau belajar.”
Setelah berkeluarga, mempunyai anak, dan tetap bisnis, pandangan Cynthia tentang wanita karier berubah. Dulu, menurut dia, Kartini tercermin dari sosok wanita karier. “Tapi sekarang, menurut saya Kartini adalah perempuan yang berani memilih, happy dan commit,” ujarnya.
Cynthia memilih merangkul urusan keluarga dengan tetap berperan sebagai ibu, sekaligus wanita karier, dan menjalaninya dengan bahagia. Buktinya, dia selalu mengajak putranya yang masih bayi pergi ke manapun. “Saya tak ingin kehilangan setiap momentum pertumbuhannya,” ujarnya.
Bahkan ketika istirahat di siang hari, Cynthia memilih menghabiskan waktu untuk mengasuh buah hatinya di kantor. Di sana, dia membuatkan ruangan khusus untuk sang bayi. Di acara inipun Cynthia mengajak serta anaknya.
DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
Tepatkah Kirim Karangan Bunga Papan untuk Ahok?
Kiat Bikin Atasan Terkesan dan Dapat Nilai Bagus di Kantor
Jangan Sentuh Makanan yang Sudah Dihinggapi Lalat, Alasannya...