TEMPO.CO, Jakarta - Sedari mula mantan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas meminta pemerintah, dalam hal ini Presiden Jokowi untuk serius dan membentuk tim bersama mengusut teror terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Presiden Jokowi, ketika itu, selain mengutuk pelaku penyiraman air keras kepada Novel Baswedan, juga meminta Kapolri Tito Karnavian untuk segera mencari pelakunya.
Baca juga:
Presiden Jokowi Minta Polisi Cari Penyerang Novel Baswedan
Novel Baswedan Disiram Air Keras, Busyro: Jokowi Turun Tangan
"Karena kriminal, urusan Kapolri mencari pelakunya," kata Jokowi di Istana Negara, 12 April 2017, sehari setelah kejadian yang menimpa Novel. Dia tak ingin hal ini dibiarkan sehingga berpotensi terjadi kejadian serupa. "Jangan sampai ini menimpa orang-orang yang berprinsip teguh," ujarnya. Wapres Jusuf Kalla pun meyakini polisi serius menangani kasus tersebut sehingga menurutnya tak perlu dibentuk tim pencari fakta.
Kapolri Tito Karnavian merespon permintaan Presiden dengan membentuk tim khusus. Tim ini akan menyelidiki siapa dan motif perbuatan penyiram. Menurut dia, tim ini terdiri atas personel gabungan dari Kepolisian Resor Jakarta Utara, Kepolisian Daerah Metro Jaya, dan Markas Besar Polri. "Kami juga memberikan pengamanan di rumah sakit dan kediaman," kata Tito.
Baca pula:
Novel Baswedan Diserang, Busyro: Kapolri Harus Usut Tuntas
Novel Baswedan Diserang, PUSaKO: Jokowi Harus Buat Tim
Namun, berbagai kalangan meminta Jokowi untuk membentuk tim independen atau tim gabungan bahkan dari kalangan internal KPK. Wadah Pegawai KPK meminta Presiden Joko Widodo membentuk tim gabungan pencari fakta yang independen untuk mengusut penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
"Kami konsisten meminta dan mendorong presiden untuk membongkar berbagai teror kepada KPK melalui pembentukan tim gabungan pencari fakta yang independen," ujar Ketua I Wadah Pegawai KPK, Hery Nurudin dalam aksinya di depan Gedung KPK, Kamis, 13 April 2017.
Silakan baca:
Jusuf Kalla: Polisi Serius, Tak Perlu TPF Kasus Novel Baswedan
Pejabat Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari mendesak Presiden Joko Widodo untuk membentuk tim independen guna mengusut kasus penyiraman air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan. "Agar kasus ini bisa segera terbongkar," kata Feri.
Ia mengatakan, tim ini bisa diisi para tokoh yang berintegritas dan aktif sebagai penggiat korupsi. Ia menyebut sejumlah tokoh, seperti mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Mantan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas dan sosiolog Imam Prasodjo.
Baca:
Presiden Diminta Bentuk Tim Gabungan Usut Kasus Novel Baswedan
Desakan membentuk tim gabungan atau independen tersebut muncul sesaat setelah kejadian teror kepada Novel Baswedan dari para mantahn pimpinan KPK. Busyro Muqoddas salah satunya. Ketika itu, ia meminta Jokowi mengambil sikap tegas menanggapi tindak teror yang menimpa Novel.
Busyro menyarankan Presiden segera membentuk tim investigasi gabungan yang terdiri dari dari berbagai unsur. Tim, kata Busyro, bisa terdiri dari Polri dan unsur masyarakat sipil.
"(Diharapkan) Jokowi sebagai panglima tertinggi TNI dan Polri terpanggil dan terbebani kewajibannya melakukan langkah konkret menanggapi masalah ini," kata Busyro dalam konfrensi pers yang digelar di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 11 April 2017.
Dan, sekarang sudah memasuki minggu keempat belum ditangkapnya pelaku. “Pimpinan KPK sewajarnya menghargai pegawainya melalui Wadah Pegawai KPK untuk dibentuk Tim Gabungan oleh Presiden. Pimp KPK perlu segera surati Presiden Jokowi untuk terbitkan Keppresnya,” kata Busyro Muqoddas.
Belum terungkapnya motif dan pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan hingga minggu keempat, menurut Busyro Muqoddas, tim khusus Polri belum terlihat hasil pengungkapannya. “Ini dikhawatirkan memantik menurunnya kepercayaan masyarakat, dan ini merugikan institusi Polri. Presiden Jokowi perlu koreksi bahwa langkah yang diambil tidak efektif. Solusinya, bentuk Tim Gabungan itu,” kata Busyro.
S. DIAN ANDRYANTO
Simak:
Polri Klaim Penyerang Penyidik KPK Novel Baswedan Sudah Diketahui