TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-30 di Manila, Filipina. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjadi bagian dari delegasi dalam kunjungan Presiden ke Filipina dari tanggal 28-
30 April 2017.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Kadin Indonesia melakukan dialog bisnis dengan pelaku usaha setempat melalui pertemuan Business Forum yang berlangsung di Conrad Hotel, Manila- Filipina pagi tadi. Ketua Umum Kadin Indonesia
Rosan. P Roeslani mengatakan ada 12 penandatangan MoU antara pelaku usaha Indonesia dengan Filipina.
Baca: Bertolak ke Filipina, Jokowi Bertemu Duterte dan Ikut KTT ASEAN
Rosan mengatakan penandatanganan MoU pagi tadi melibatkan pelaku usaha yang bergerak dibidang properti, farmasi, infrakstruktur, manufaktur, pariwisata, distribusi dan produk konsumen. "Kira- kira total nilai investasinya USD 300 juta,” ucapnya dalam pesan tertulis, Senin, 1 Mei 2017.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan selain penandatangan MOU antara pelaku usaha dua negara, Kadin juga telah menandatangani MoU dengan Kadin Filipina, Phillipines Chamber of Commerce and Industry (PCCI). “Intinya penandatangan ini untuk peningkatan kerja sama serta
saling memberikan informasi terkait trade barriers antara dua negara,” katanya.
Kadin juga mengunjungi gerai Alfamart di Manila yang baru dibuka. Menurut Shinta, KADIN mendukung penuh pengembangan merek Indonesia di pasar ASEAN. Tahun ini Alfamart rencananya akan ekspasi hingga 400 gerai di Filipina. “Ekspansi merek Indonesia khususnya ke Filipina akan memperluas jangkauan terhadap produk-produk Indonesia khususnya produk UKM,” kata Shinta.
Agenda lain kali ini juga untuk memberikan dukungan atas rencana dibukanya jalur transportasi dengan kapal roll-on/roll-off (Roro) Davao-General Santos-Bitung (PP) yang dinilai akan meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Filipina.
Simak: Jokowi Bakal Tekankan Soal Kerakyatan di KTT ASEAN
Rosan mengatakan jalur tersebut merupakan salah satu rute prioritas dalam jalur ASEAN Roro Network Project. Dibukanya jalur Roro Davao - General Santos - Bitung membawa keuntungan tersendiri bagi peningkatan perdagangan kedua negara,
khususnya bagi Kawasan Timur Indonesia.
Dengan pembukaan akses tersebut maka menuju Filiphina akan menjadi semakin mudah melalui pelabuhan Bitung bagi komoditas dan produk dari Kawasan Timur Indonesia, demikian halnya dari Mindanao. “Selain itu biaya shipping menjadi lebih murah dan waktu pelayaran pun lebih singkat. Para pelaku usaha dari kedua negara juga sudah mulai mengidentifikasi berbagai komoditas dan produk-produk yang bisa diekspor maupun diimpor,” kata Rosan.
Filipina merupakan mitra dagang ke-11 terbesar Indonesia dengan total perdagangan kedua negara mencapai USD 3,51 miliar pada 2015. Pada 2016, perdagangan antara dua negara mencapai USD 4,9 miliar dengan rata- rata pertumbuhan nilai perdagangan 6,3 persen dalam lima tahun terakhir.
DESTRIANITA