TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I 2017 naik 6,63 persen dibanding triwulan I 2016. Provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Kalimantan Utara, yakni sebesar 41,9 persen.
"Diikuti oleh Sulawesi Barat yang tumbuh 36,4 persen dan Nusa Tenggara Timur yang tumbuh 27,53 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto alias Kecuk dalam konferensi persnya di Kantor BPS, Jakarta, Selasa, 2 Mei 2017.
Baca: BPS: Produksi Industri Tekstil dan Minuman di Awal Tahun Menurun
Berdasarkan data BPS, provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Nusa Tenggara Barat, yakni sebesar 9,56 persen. Selain itu, penurunan pertumbuhan juga dialami oleh Jawa Tengah dengan 3,28 persen dan Kepulauan Riau dengan 1,68 persen.
Menurut Kecuk, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil didorong oleh naiknya produksi industri komputer, barang elektronika, dan optik sebesar 41,11 persen. Industri mesin sebesar 15,24 persen, serta industri minuman sebesar 11,95 persen.
Simak: BPS: 1,02 Juta Turis Asing Datang ke Indonesia pada Maret
Adapun industri yang mengalami penurunan produksi, berdasarkan data BPS, adalah industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional sebesar 8,45 persen. Industri jasa reparasi dan pemasangan mesin sebesar 6,3 persen, serta industri peralatan listrik sebesar 5,63 persen.
ANGELINA ANJAR SAWITRI