TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyayangkan pembakaran karangan bunga yang dilakukan massa dalam unjuk rasa Hari Buruh Internasional. Menurut Ahok, sebenarnya karangan bunga itu bisa menjadi ladang rezeki tambahan bagi petugas kebersihan yang biasa disebut pasukan oranye. "Sayang saja dibakar, padahal itu rezekinya pasukan oranye lho," kata Ahok di Balai Kota pada Selasa, 2 Mei 2017.
Menurut Ahok, karangan bunga di Balai Kota telah dipindah ke Monumen Nasional. Alasannya, pelataran Balai Kota tidak muat lagi untuk menampung karangan bunga yang terus berdatangan dalam sepekan terakhir.
Baca: Karangan Bunga Dibakar Buruh, Pendukung Ahok Kirim Bunga Lagi
Ahok sebelumnya menyarankan pasukan oranye mengambil karangan bunga dan menjualnya. "Pak mau diapain ini?" kata Ahok menirukan pertanyaan petugas oranye. "Kalian jual saja, laku Rp 50 ribu kan lumayan."
Pada peringatan Hari Buruh, Senin lalu, peserta unjuk rasa membakar karangan bunga yang berjajar di depan Balai Kota. Belum jelas apa alasan mereka membakar karangan bunga tersebut.
Baca: Dinihari, Warga Jakarta Berwisata Karangan Bunga di Balai Kota
Sehari setelah insiden itu, pendukung Ahok kembali mengirim karangan bunga. Hanya dalam hitungan jam, jumlahnya mencapai puluhan. Sebagian besar karangan bunga itu berisi sindiran terhadap aksi yang dilakukan kaum buruh. Salah satunya bertulisan, "Api yang disulut buruh provokator semakin menyulut semangat kami untuk mengirimkan bunga ini lagi, keep on fire pak."
AVIT HIDAYAT
Video Terkait:
Seorang Ustadz Tiba-tiba Terjatuh Saat Memimpin Doa di Depan Balai Kota DKI Jakarta