TEMPO.CO, Monaco - Dari 4 tim yang berlaga di babak semifinal Liga Champions musim ini, prestasi Monaco tidak sementereng Real Madrid, Juventus, dan Atletico Madrid. Bahkan saat menjamu Juventus yang pernah meraih 2 trofi Liga Champions, Kamis dinihari WIB, 4 Mei 2017, Monaco masih dipandang sebelah mata.
"Bukan karakter Juventus meremehkan lawan, tapi kami ingin mencapai final ke-2 dalam 3 tahun terakhir," ujar pelatih Juventus Massimiliano Allegri yang mengirim cuitan sesaat mengetahui timnya ditantang Monaco di semifinal.
Kamil Glik, mantan kapten Tim Torino yang kini menjadi andalan lini belakang Monaco, menanggapi enteng pernyataan Allegri. Menurutnya, setiap lawan Monaco membuat kesalahan yang sama. "Mereka semua ingin bertemu kami, tapi mereka menyesalinya di akhir laga."
Baca: Liga Champion: 5 Pemain Ini Pernah Bela Monaco dan Juventus
AS Monaco memiliki energi, rasa lapar serta keinginan mencapai hal-hal hebat, termasuk meraih gelar juara. Dengan rata-rata usia pemain 24 tahun, Monaco menjadi pemain termuda di Liga Champions musim ini. Mereka menjadi tim pertama yang masuk ke babak semifinal setelah memulai kompetisi lewat babak kualifikasi ke-3 melawan Fenerbahce, Juli 2016.
Usai menjuarai fase grup, Monaco tidak pernah merasakan tekanan dan tidak pernah menyerah. Bahkan ketika mereka kalah telak 5-3 atas Manchester City di pertemuan pertama babak ke-16. Dengan percaya pada diri sendiri dan takdir, Monaco melesakkan 6 gol ke gawang City dan Borrussia Dortmud di babak 8 besar. Kelemahan terbesar tim yang dilatih Leonardo Jardim ini adalah sering kebobolan. Catatannya 7 gol di fase grup dan 9 gol di perdelapan dan perempat final.
Hal menarik setiap kali Juventus berhadapan dengan Monaco di tahap knockout, mereka selalu tampil di final. Ini dibuktikan pada musim 1997-1998 dan 2014-2015. Satu hal lagi yang membuat Juventus diunggulkan adalah tak satu pun klub dari Liga Prancis pernah menaklukkan tim asal Kota Turin itu di Liga Champions.
Dua tahun silam, Monaco menjadi tim tertangguh yang dihadapi Juventus dalam perjalanan menuju final. Saat itu Juventus beruntung karena wasit memberikan hadiah penalti untuk pelanggaran yang terjadi di luar kotak penalti. Gol Arturo Vidal di pertemuan pertama babak 8 besar, menyingkirkan Monaco.
Menarik disimak, Monaco dengan lini depan paling produktif ke-2 setelah Barcelona (mencetak 21 gol) ataukah Juventus yang memiliki pertahanan terbaik (baru kebobolan 2 gol) yang akan berjumpa klub asal Madrid di final?
ESPN | HOTMA SIREGAR
