TEMPO.CO, Jakarta - Dukungan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus mengalir. Setidaknya 26 alumni dari Harvard University di Indonesia menyatakan bahwa tidak ada penistaan agama dalam pidato Ahok di Kepulauan Seribu pada 2016. Salah satu inisiator petisi, Dini Shanti Purwono yakin dukungan masyarakat akan terus mengalir hingga sidang putusan nanti.
“Ini dapat menjadi dukungan moral bagi hakim untuk menegakkan supremasi hukum di Indonesia.” Dini menyampaikan melalui keterangan tertulisnya, kemarin, Selasa, 2 Mei 2017. Ia berharap dengan petisi ini majelis hakim bisa tegas dan yakin, tanpa terpengaruh oleh intimidasi yang mengandalkan massa atau mobokrasi.
Baca: 26 Alumni Harvard Inisiasi Petisi Ahok Tidak Menista Islam
Dalam sidang putusan nanti, Dini berharap majelis hakim tetap berpegangan pada asas fiat justitia et pereat mundus, menegakkan keadilan meski langit runtuh. Menurut Dini, para inisiator petisi berharap putusan hakim yang seadil-adilnya berdasarkan murni hukum dan fakta peradilan.
Hal Serupa juga disampaikan praktisi hukum Todung Mulya Lubis. Menurut dia, dukungan bukan hanya soal Ahok, melainkan adanya pandangan bahwa perlu ada penyelamatan supremasi hukum tanpa terpengaruh intimidasi massa.
Todung mencontohkan pengadilan korupsi yang ditekan oleh massa yang meminta koruptor dibebaskan. “Apakah kita akan biarkan aksi intimidasi massa berhasil membebaskan koruptor dari jeratan hukum?” ujar Todung.
Menurut Todung, sejak awal kemerdekaan para pendiri negara sudah percaya pada supremasi hukum. Sehingga, setelah merdeka Indonesia bukan lagi negara yang menerapkan pengadilan jalanan atau lewat intimidasi massa.
“Hukum adalah hukum, dan pengadilan yang bebas dari mobokrasi adalah bentuk kemajuan peradaban Indonesia.” Karena itu alumni Harvard mendukung agar pengadilan benar-benar mengambil keputusan secara adil dan tidak perlu takut atas initimidasi.
Para inisiator petisi ‘Ahok Tidak Menista Agama’ adalah:
1. Bambang Harymurti, Mason Fellow, Fulbright Scholar, Harvard Kennedy School, MPA 1991
2. Dini Purwono, Fulbright Scholar, Harvard Law School, LLM 2002
3. Yenny Wahid, Mason Fellow, Harvard Kennedy School, MPA 2003
4. Todung Mulya Lubis, Harvard Law School, LLM 1988
5. Melli Darsa, Harvard Law School: LLM 1994, East Asian Legal Studies Visiting Scholar 2010
6. Nona Pooroe Utomo, Fulbright Scholar, Harvard Graduate School of Education, Ed.M 1992
7. Ali Kusno Fusin, Harvard Business School, OPM 2016
8. Gatot Soemartono, Harvard Law School, LLM 1997
9. Nugroho Budi Satrio Sukamdani, Post Graduate Harvard Business School PGL1, 1998
10. Ludi Mahadi, Harvard Kennedy School, MPA 2010
11. Adrianus Waworuntu, Fulbright Scholar, Harvard Graduate School of Arts and Sciences, MA 1992
12. MSM Ondi Panggabean, Harvard Law School, LLM 1991
13. Philip S. Purnama, Harvard Business School, MBA 1997
14. Endy Bayuni, Nieman Fellow 2004, Harvard University
15. Danny I. Yatim, Fulbright Scholar, Harvard Graduate School of Education, Ed.M 1992
16. Togi Pangaribuan, Harvard Law School, LLM 2011
17. Zenin Adrian, Harvard Graduate School of Design, M.Arch 2007
18. Darwin Silalahi, Harvard Business School, AMP 2003
19. Wawan Mulyawan, Harvard Business School, OPM28 1999
20. Brigitta Aryanti, Harvard Kennedy School, MPAID 2014
21. Wahyu Dhyatmika, Nieman Fellow 2015, Harvard University
22. Junaidi, Harvard Business School, MBA 2008
23. Johannes Ardiant, Harvard Kennedy School, MPP 2015
24. Paul W. Broto, Harvard Business School, OPM43 2008
25. Rudy Setiawan, Harvard Business School, MBA 1996
26. Goenawan Muhammad
LARISSA HUDA
Video Terkait:
Dukungan Terhadap Ahok Terus Berdatangan, Balaikota Dihiasi 2350 Balon Merah Putih