TEMPO.CO, Jakarta - Istana Kepresidenan merespons kritik ekonom asing atas pernyataan Presiden Joko Widodo, yang menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar ketiga di dunia. Menurut Kepala Staf Presiden Teten Masduki, pernyataan Jokowi di Hong Kong tersebut mengacu pada negara-negara G20, bukan seluruh dunia.
"Yang disampaikan Presiden Joko Widodo itu bukan di seluruh dunia, tapi di negara-negara G20. Saya enggak tahu apakah terjadi salah kutip (oleh ekonom asing) atau tidak," katanya di Istana Kepresidenan, Rabu, 3 Mei 2017.
Baca: Jokowi Evaluasi Ratusan Proyek Infrastruktur
Teten menanggapi tulisan ekonom asing, Jake Van Der Kamp, dalam kolom bisnis South China Morning Post (SCMP), yang mengkritik data Jokowi. Menurut dia, Jokowi memakai data yang salah sebab Indonesia berada di peringkat 13, bukan 3, dalam pertumbuhan ekonomi di dunia.
Teten menilai apa yang terjadi hanyalah salah paham. Sebab, kata dia, Jokowi menggunakan slide G20 ketika menyampaikan keterangan soal pertumbuhan ekonomi Indonesia. Slide itu pun sering digunakan Jokowi di berbagai acara. Karena itu, dia meragukan jika Jokowi salah ucap.
"Slide-nya sering disampaikan, kok, di banyak kesempatan, dan Indonesia memang nomor tiga di antara negara-negara G20. Saya rasa salah paham yang terjadi," ujarnya.
Simak: Menteri Jonan Larang Proyek Kilang Mini Gunakan APBN
Penjelasan senada disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia mengatakan slide yang dipakai Jokowi tersebut tentang pertumbuhan ekonomi negara-negara G20, bukan dunia. "Ini kan tidak klaim paling tinggi seluruh dunia. Beliau mengatakan pertumbuhan itu dalam konteks negara-negara G20," ucapnya.
ISTMAN M.P.