TEMPO.CO, Jakarta - Hari Pendidikan Nasional tahun ini terasa sangat bermakna bagi para pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan pegiat literasi. Pasalnya, Presiden Joko Widodo kemarin mengundang 23 pengelola TBM dan pegiat literasi yang dinilai inspiratif dari seluruh Indonesia ke Istana Merdeka Jakarta pada Selasa, 2 Mei 2017 siang. Ini pertama kali paling tidak sejak mereka berkegiatan sekitar tahun 2000, para pegiat literasi yang bersifat nonformal ini diundang Presiden RI.
Baca juga: Gaya Jokowi Saat Bertemu Para Pegiat Literasi
Para pengelola TBM ini menggerakkan beragam kegiatan yang mendorong penumbuhan minat dan kegemaran membaca buku secara swadaya dan secara sukarela di desa-desa dan kampung-kampung. Jumlah TBM di seluruh Indonesia menurut data tahun 2010 pernah mencapai 6 ribu unit.
Di antara mereka ada yang beraktifitas sejak akhir 1990-an. Mereka berhimpun di bawah organisasi bernama Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) yang sekarang diketuai Firman Hadiansyah. Mereka menjadi mitra Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki program penggeloraan budaya baca.
Rencananya, mereka akan menyampaikan 8 bulir pesan literasi ke Presiden RI, namun karena kondisi tak memungkinkan, pesan tersebut hanya bisa disampaikan secara tertulis. Sebagian pokok pesan itu antara lain, agar pemerintah mengoptimalkan ketersediaan dan akses buku bagi masyarakat; agar gerakan literasi menjadi gerakan nasional; agar pemerintah membuat regulasi yang memungkinkan harga buku terjangkau masyarakat.
Berikut wawancara dengan Ketua FTBM, Firman Hadiansyah pada Selasa, 2 Mei 2017.
Apakah 8 bulir aspirasi FTBM disampaikan semua ke presiden?
Tadi suasananya tidak memungkinkan membacakan 8 bulir pesan literasi kepada presiden. Saya hanya berkesempatan menyerahkan secara tertulis. Tapi secara lisan sudah diucapkan oleh pegiat litetasi. Makanya presiden merespons untuk pengiriman buku bisa gratis pada momen tertentu.
Apa tanggapan presiden? Apakah terasa suasana spirit presiden nyambung dengan aspirasi FTBM?
Yang saya rasakan, presiden sangat mendukung gerakan literasi. Di jadwal tadi hanya 1 jam. Karena beliau antusias, sampai 2, 5 jam. Pada hari buku tanggal 17 Mei, presiden juga siap untuk menjadwalkan datang ke komunitas untuk kampanye baca. Tapi belum ditentukan apakah di Jawa atau di luar Jawa. *
Kelik M. Nugroho