TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo menyelipkan klarifikasinya perihal tuduhan dirinya asal mengklaim Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia. Ketika membuka Rakornas Maritim di TMII, Jokowi sekilas menyampaikan bahwa Indonesia bukan negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga di dunia.
”Ya, pertumbuhan ekonomi kita baik seperti yang sudah disampaikan Pak Menko Maritim. Kita nomor 3 di antara negara G-20. Iya benar,” ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya, Kamis, 4 Mei 2017.
Baca juga:
Tulisan Lengkap Ekonom Asing yang Sebut Data PDB Jokowi Konyol
Istana Bantah Ekonom Asing Soal Data Ekonomi Jokowi
Sebagaimana telah diberitakan, Presiden Joko Widodo dikritik ekonom asing, Jake Van Der Kamp, dalam kolom bisnis South China Morning Post (SCMP). Menurut dia, Jokowi memakai data yang salah saat menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terbesar ketiga di dunia dalam acara Forum Bisnis Indonesia-Hong Kong. Pasalnya, pada data dia, Indonesia berada di peringkat ke-13, bukan ke-3.
Tak lama kemudian, Istana Kepresidenan dan Kementerian Keuangan mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo. Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, misalnya, menyatakan Jokowi tidak menyebut pertumbuhan ekonomi itu dengan dunia sebagai acuan, melainkan negara-negara G-20. Lagi pula, kata Teten, data yang dipakai Presiden Jokowi sudah beberapa kali dinyatakan.
Baca pula:
Optimistis, Jokowi Patok Ekonomi 2018 Tumbuh Hingga 6,1 Persen
Kepala BPS Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Lebih Baik
Presiden Jokowi tidak mengelaborasi lebih lanjut soal pertumbuhan ekonomi itu. Ia hanya mengatakan, jika Indonesia tidak segera memperbaiki kemudahan berusaha dan pelayanannya, peringkat ketiga itu akan lepas dari genggaman.
”Negara yang cepat itu yang akan mengalahkan negara yang lambat, siapa pun itu. Kalau masih linear, monoton, dwelling time masih 6-7 hari kayak dulu-dulu, ya, sudah ditinggal,” ujar Jokowi.
ISTMAN M.P.