TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) memulai kerja sama dengan perusahaan asal Jerman, Siemens, untuk membangun mobile power plant (MPP) dengan tenaga pembangkit gas atau minyak.
“Total kapasitas 500 megawatt,” kata Direktur Pengadaan PT PLN Supangkat Iwan Santoso saat ditemui di acara Energy Forum Indonesia 2017, di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Rabu, 3 Mei 2017.
Baca: 2016, Penjualan Listrik PLN Naik Rp 4,3 Triliun
Rencananya, kata Supangkat, MPP ini akan tersebar di 14 titik di Indonesia. “Di Jawa dan Indonesia Timur. Kebanyakan di Indonesia Timur,” katanya.
Proyek ini, kata Supangkat, diharapkan sudah rampung dan dapat dioperasikan pada 2019. “Tahap commissioning ditargetkan pada satu setengah hingga dua setengah tahun, kan tergantung lokasi dan sebagainya, dari mulai pertengahan tahun ini,” ujarnya.
Baca: Apa Alasan PLN Belum Batalkan Proyek Listrik Mangkrak?
Pembangunan MPP ini diperkirakan akan memakan biaya Rp 5-7 triliun, yang akan ditanggung seluruhnya oleh Siemens. Proyek ini merupakan bentuk kerja sama antar-pemerintah dengan Jerman.
Selain menyediakan mesin dan biaya, Siemens bertanggung jawab dalam operasi. Bentuk kerja sama lainnya adalah adanya transfer knowledge. Raksasa industri Jerman diminta melakukan kerja sama strategis dengan industri Indonesia.
Nantinya, yang akan bertindak sebagai kontraktor engineering, procurement, and construction (EPC) juga adalah perusahaan Indonesia. Sejauh ini Siemens telah menjalin kerja sama dengan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB).
Namun, ke depannya, menurut Supangkat, masih terbuka kemungkinan bagi perusahaan lain, baik dari BUMN maupun swasta, yang dapat berkecimpung dalam proyek ini. Sebab, dalam pembangunan MPP ini, akan banyak komponen yang diperlukan, sehingga tentu akan melibatkan cukup banyak perusahaan.
"Ini kan intinya sinergi, jadi nanti kalau Siemens menyediakan mesin, nanti yang menyediakan packaging Barata, yang menyediakan generatornya Pindad. Itu dipilih kemampuan diri masing-masing perusahaan," tutur Supangkat.
CAESAR AKBAR | ALI HIDAYAT