Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspadai Hipertensi Paru, Lebih Mematikan dari Kanker Payudara

image-gnews
Ilustrasi Kanker Paru. lahey.org
Ilustrasi Kanker Paru. lahey.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Istilah hipertensi atau tekanan darah tinggi tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Hipertensi dikaitkan dengan tingkat tekanan darah di pembuluh darah. Namun, masih banyak yang belum mengetahui tentang hipertensi pulmonal (pulmonary hypertension) atau di Indonesia sering disebut hipertensi paru.

Pakar Hipertensi Paru yang juga  Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Bambang Budi Siswanto mengatakan penggunaan istilah hipertensi paru lebih banyak digunakan di Indonesia untuk memudahkan masyarakat umum untuk mengenal dan mengingatnya. "Hipertensi paru merupakan suatu keadaan dimana terjadi peninggian tekanan di pembuluh darah paru, baik di arteri maupun vena paru, "kata Bambang di Jakarta, Kamis, 4 Mei 2017.

Berbeda dengan tekanan darah tinggi biasa yang diukur menggunakan tensimeter, Bambang menjelaskan, tekanan darah tinggi pada hipertensi paru terjadi karena saluran (arteri pulmonal) yang membawa darah dari jantung ke paru-paru menyempit atau menebal sehingga jantung kanan harus bekerja lebih keras untuk memompa darah tersebut menuju paru-paru.

Saat ini, hipertensi paru merupakan masalah kesehatan global yang cukup besar. Lebih dari 25 juta kasus hipertensi paru di dunia, 50 persennya tak berobat hingga meninggal kurang dari dua tahun jika tidak diterapi. Lebih mengejutkan lagi, tingkat kematian karena hipertensi paru lebih tinggi dibandingkan dengan kanker payudara dan kanker kolorektal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bambang menjelaskan, hiipertensi paru sering diderita pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering diderita pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival / sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.

Selain itu, sekitar 80 persen dari pasien yang terkena hipertensi paru tinggal di negara-negara berkembang.  "Hipertensi paru sering dikaitkan dengan penyakit jantung bawaan dan berbagai gangguan infeksi, termasuk schistosomiasis, HIV, dan penyakit jantung rematik," kata Bambang.

BISNIS.COM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

9 hari lalu

Ilustrasi santan kelapa. shutterstock.com
6 Bahaya Konsumsi Santan secara Berlebihan

Penting untuk menyadari bahwa santan juga memiliki sejumlah bahaya yang perlu diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan.


Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

14 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Tips Ginjal Sehat, Hindari Konsumsi Makanan Tinggi Garam

Ada beberapa cara penting untuk mencegah penyakit ginjal sejak dini. Salah satu yang utama adalah dengan hindari konssumsi makanan tinggi natrium.


Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

14 hari lalu

Ilustrasi ginjal. thestatesman.com
Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.


Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

21 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Apa saja?


Spesialis Jantung Ungkap Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Belum Tentu Hipertensi

34 hari lalu

Petugas KPPS menjalani perawatan di ruang rawat inap Puskesmas Telaga, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Kamis, 15 Februari 2024. KPU Kabupaten Gorontalo mencatat 18 petugas KPPPS harus menjalani perawatan akibat sakit dan kelelahan pada pelaksanaan Pemilu 2024. ANTARA/Adiwinata Solihin
Spesialis Jantung Ungkap Penyebab Petugas KPPS Meninggal, Belum Tentu Hipertensi

Penyebab ratusan petugas KPPS meninggal dunia setelah menjalankan tugasnya pada Pemilu 2024 belum tentu hipertensi. Berikut penjelasan pakar.


Pakar Bagi Saran Mencegah Penyakit Ginjal Kronis, Awali dari Cek Urine

34 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
Pakar Bagi Saran Mencegah Penyakit Ginjal Kronis, Awali dari Cek Urine

Pakar menyebut pemeriksaan fungsi ginjal dan urine adalah cara efektif mencegah penyakit ginjal kronis. Kapan harus dilakukan?


71 Petugas KPPS Meninggal Antara Lain karena Kelelahan dan Hipertensi, Kenali 5 Bahaya Darah Tinggi

35 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
71 Petugas KPPS Meninggal Antara Lain karena Kelelahan dan Hipertensi, Kenali 5 Bahaya Darah Tinggi

Hingga 18 Februari, terhitung 71 petugas KPPS meninggal antara lain karena kelelahan kronis, penyakit jantung hingga hipertensi atau darah tinggi.


Dokter Ingatkan 3 Bahaya Hipertensi pada Ibu Hamil

36 hari lalu

Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com
Dokter Ingatkan 3 Bahaya Hipertensi pada Ibu Hamil

Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil tertinggi selain pendarahan dan infeksi. Ini tiga bahayanya menurut dokter.


5 Cara Efektif Mengendalikan Tekanan Darah Tinggi

43 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Cara Efektif Mengendalikan Tekanan Darah Tinggi

Berikut cara yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi tekanan darah tinggi


Ciri-Ciri Hipertensi pada Anak, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

45 hari lalu

Ciri-ciri hipertensi pada anak beberapa di antaranya adalah sakit kepala hingga kejang. Berikut ini penyebab serta cara mencegahnya. Foto: Canva
Ciri-Ciri Hipertensi pada Anak, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Ciri-ciri hipertensi pada anak beberapa di antaranya adalah sakit kepala hingga kejang. Berikut ini penyebab serta cara mencegahnya.