TEMPO.CO, Bandung - Walikota Bandung Ridwan Kamil mengaku sudah menginstruksikan aparat pemerintah kota untuk untuk mengantisipasi hujan ekstrim yang masih berpotensi sebulan ini. “Itu sudah saya ingatkan, hujan ekstrim ini akan membuat semu rusan repot. Sudah saya ingatkan camat dan lurah untuk menghimbau agar hati-hati di jaan apabila cuaca mendung,” kata dia di Bandung, Jumat, 5 Mei 2017.
Ridwan Kamil mengatakan, salah satu yang dimintanya agar memeriksa pepohonan dan memotong daunnya yang terlalu rimbun. “Sudah saya ingatkan agar pohon-pohon jangan terlalu jabrik, kalau angin ekstrim kaya gini, bahaya,” kata dia.
Baca : Hujan Es di Bandung, BMKG Prediksi Cuaca Ekstrim Hingga Akhir Mei
Menurut Ridwan Kamil, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Prasarana Sarana Utilitas Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung juga sudah diperintahkannya untuk memeriksa kondisi pohon yang ada di kota. “Saya sudah instruksikan untuk bekerjsama dengan IPB untuk memetakan kesehatan pohon,” kata dia.
Ridwan Kamil membantah kotanya tidak memiliki lembaga khusus menangani bencana. “Sudah. Ada Dinas Penanggulangan Bencana Danb Kebakaran namanya, sama saja dengan BPBD, hanya beda judulnya. Karena kesepakatan dengan DRPD begitu. Dulu di usulkan badan tapi diangap tidak memadai,” kata dia.
Prakirawan BMKG Kelas I Bandung, Muhamnad Iid mengatakan, Bandung masih harus mewaspadi potensi hujan ekstrim disertai angin kencang.
Simak : Kota Bandung Diguyur Hujan Es Lagi
“Potensinya masih ada sampai akhir Mei karena saat ini berada di peralihan antara musim hujan ke musim kemarau. Diprediksi awal musim kemarau sendiri di akhri Mei sampai Juni. Ada potensi hujan sedang hingag lebat di siang dan sore hari,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 5 Mei 2017.
Iid mengatakan, perhitungan intensitas hujan yang dikumpulkan sejak 1 Mei hingga saat ini di Stasiuan BMKG di Jalan Cemara mendapati intensitas hujan sudah membus 114 milmeter. Sementara rata-rata hujan untuk Bulan Mei 177 milimeter. “Inisudah mendekati angka rata-ratanya, padahal baru 4 hari,” kata dia.
Menurut Iid, ddari data intensitas tersebut membuka peluang curah hujan di Mei ini berada di atas normal. “Sekilas saja bisa disebut di atas normal, karena potensinya hujannya masih ada sampai akhir Mei ini. Perkiraan curah hujannya antara normal sampai di atas normal,” kata dia.
Baca juga : Kasus Konvoi Pelajar, Para Kepala SMA di Klaten Awasi Ketat Kegiatan Siswa
Iid mengatakan, potensi hujan ekstrim yang terjadi juga tidak merata karen pengaruh iklim lokal yang dominan memicu terjadinya pembentukan awan hujan cumulo nimbus (CB). Awan tersebut berpotensi juga menghasilkan hujan es.
Dia mencontohkan, saat hujan es yang terjadi 3 Mei 2017 lalu, terjadi di wilayah selatan, sementara di wilayah tengah dan utara Bandung intensitas hujanya relatif kecil. Hujan deras dan angin kencang hari itu mengakibatkan pagar lapangan golf rubuh, pohon tumbang, hingga banjir bandang. “Fenomenanya lokasl sekali, diameter awan CB itu horisontalnya hanya 5 kilometer,” kata Iid.
AHMAD FIKRI