TEMPO.CO, Bangkalan-- Setelah Mabes Polri dan Polda Jawa Timur, giliran Polres Bangkalan mendapat kiriman tujuh karangan bunga, Senin, 7 Mei 2017. Pengirimnya dari berbagai kalangan, ada yang mengatasnamakan perseorangan, ormas dan instansi pemerintah.
Karangan bunga itu berasal dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, CV Fortune, GP Ansor, Asosiasi Kepala Desa dan LSM Plasma Bangkalan. Sedangkan dari perorangan dikirim oleh Ahmat Dasukin dan H. Muslim. Nama terakhir adalah seorang kontraktor. Bunyi pesan pada karangan bunga seragam: NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, Harga Mati.
Baca: HTI Akan Dibubarkan, HTI Sulsel: Mengapa Tak Ada Proses Hukum
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Bangkalan Ajun Komisaris Bidarudin mengaku tidak tahu maksud dari pengirim. Namun bila melihat pesan yang tertera, Bidarudin menilai karangan bunga itu sebagai bentuk dukungan terhadap TNI dan Polri untuk terus menjaga keutuhan NKRI. "Kami kaget juga, kok tiba-tiba ada karangan bunga. Saya suruh saja taruh di depan Polres biar dilihat Kapolres," kata dia.
Tak berselang lama setelah pengiriman karangan bunga itu, Pemerintah Indonesia lewat Menko Polhukam Wiranto mengumumkan bahwa pemerintah membubarkan ormas Hizbut Tahrir Indonesia.
Simak: Pembubaran HTI, Wiranto: Akan Lewat Proses di Lembaga Peradilan
Kedekatan waktu pengiriman karangan bunga dan pembubaran HTI tersebut memunculkan dugaan bahwa pengiriman karangan bunga terkait pembubaran HTI. Namun, Ketua GP Ansor Bangkalan, KH Hasani Zubair, sebagai salah ormas yang kirim karangan bunga, membantah dugaan itu. Menurut dia, karangan bunga itu murni sebentuk dukungan kepada TNI dan Polri dalam menjaga keutuhan NKRI.
"Tidak ada hubungannya, kami (GP Ansor) kirim karangan bunga untuk mengapresiasi kinerja TNI Polri untuk menjaga kedaulatan NKRI selama ini," ungkap dia.
MUSTHOFA BISRI