TEMPO.CO, Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan pemerintah provinsi akan mulai menginisiasi pembentukan tim reaksi cepat untuk menanggulangi bencana. “Tim reaksi cepat ini punya keterampilan khusus,” katanya di Bandung, Selasa, 9 Mei 2017.
Deddy mengatakan dalam tim ini akan bergabung sejumlah instansi, termasuk dokter untuk membantu penanggulangan bencana, termasuk mempercepat penyaluran bantuan. Tim ini dimintanya tidak sebatas mampu menghadapi situasi bencana alam, tapi lebih luas lagi.
Baca juga:
Bencana Lingkungan Hidup di Jawa Barat Meningkat
Tim khusus ini dimintanya memiliki kemampuan khusus untuk membantu warga, mulai penanganan situasi bencana, menolong warga yang masuk sumur, hingga menangkap ular yang masuk rumah. “Tim reaksi cepat ini punya keterampilan khusus untuk berbagai hal untuk pelayanan masyarakat. Jadi masyarakat bisa mengadukan kalau ada problem-problem, seperti ular masuk rumah. Tim reaksi cepat bisa membantu,” kata Deddy.
Menurut Deddy, pembiayaan pembentukan tim khusus itu akan dimasukkan ke rancangan anggaran perubahan tahun ini. Keputusan gubernur mengenai pembentukan tim itu sudah terbit. “Jadi betul-betul kita optimalkan fungsi BPBD ini supaya bukan cuma nama saja,” katanya.
Baca pula:
Sepanjang 2016, Jawa Barat Terpapar 1.074 Bencana
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan lembaganya sudah membentuk tim reaksi cepat penanggulangan bencana mengacu pada keputusan gubernur yang isinya gabungan lintas sektor dan organisasi. “Dalam tim ini kami akan membentuk satuan khusus, yang juga terdiri atass lintas sektor dan lintas organisasi. Tim ini sifatnya lebih operasional,” kata Dicky di Bandung, Selasa.
Dicky mengatakan tim khusus ini dirancang bisa bergerak cepat dalam penanggulangan bencana. BPBD Jawa Barat juga akan membuka hotline khusus menampung pengaduan warga. “Setelah ini terbentuk, nanti ada hotline khusus yang masyarakat bisa akses untuk melaporkan bencana ataupun dalam hal mereka butuh bantuan-bantuan tertentu,” ucapnya.
Menurut Dicky, masyarakat saat ini sudah menganggap BPBD tidak sebatas membantu penanganan bencana alam. Telepon permintaan bantuan dari warga yang diterima BPBD tidak melulu tentang bencana alam, tapi juga mengenai sarang tawon dan ular.
“Saya ambil contoh kalau ada sarang tawon di rumah. Sudah ada laporan seperti itu juga permintaan bantuan. Mereka melihat BPBD ini tidak dalam konteks itu saja, ular masuk ke rumah juga ada laporan seperti itu. Ada juga yang rumahnya tertimpa pohon, dan sebagainya,” katanya.
Dicky mengatakan lembaganya juga akan menyurati BPBD kabupaten/kota di Jawa Barat untuk membentuk tim khusus reaksi cepat serupa karena ujung tombak penanganan ada di daerah masing-masing. “Kabupaten/kota juga bisa juga punya pusat pengendalian atau hotline yang bisa diakses masyarakat,” ujarnya.
Deddy Mizwar menambahkan, daerah juga akan diminta membentuk tim khusus reaksi cepat di masing-masing daerahnya. “Tim reaksi cepat ini betul-betul menjadi tim inti BPBD masing-masing,” katanya.
AHMAD FIKRI