TEMPO.CO, Jakarta - Gedung pertemuan Puri Ardhya Garini di Halim, Jakarta, seperti berubah menjadi taman kanak-kanak massal. Sekitar 1.600 murid pendidikan anak usia dini yang berbusana daerah dari berbagai provinsi di Indonesia terbagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas sekitar 10 anak. Tiap kelompok itu didampingi seorang guru yang membacakan isi buku dongeng dalam beragam bahasa daerah.
Baca juga: Presiden Joko Widodo Antusias Bertemu Para Pegiat Literasi
Itulah gambaran suasana acara Festival dan Kreativitas Anak Usia Dini 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Rabu, 10 Mei 2017. Hadir dalam acara tersebut Suryan Widati, istri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy; Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas, Harris Iskandar; serta perwakilan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri).
Festival bertema “Bahasa Ibu Membangun Keadaban Keaksaraan Sejak Dini” ini menorehkan prestasi. Muri memberikan anugerah untuk kegiatan membaca buku cerita berbahasa ibu terbanyak, yakni 53 bahasa ibu. “Festival ini bertujuan memberi ruang bagi penuturan dan pelestarian bahasa ibu,” kata Ella Yulaelawati, Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam sambutannya.
Gerakan Literasi Nasional, yang saat ini menjadi tema sentral Hari Pendidikan Nasional 2017, diperingati Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan menerbitkan 61 bahan belajar—sambil bermain—berbahasa ibu, yang terdiri atas lagu, buku cerita, dan video tari. Dari jumlah itu, 53 buku merupakan buku dongeng yang terdiri atas empat judul: Si Tupai, Aku Suka Buah, Kucing Emas, dan Siapa yang Paling Cantik?.
Adapun ke-53 bahasa ibu tersebut adalah bahasa Padang Solok, Sunda, Betawi, Tasik, Pekalongan, Tegal, Yogya, Cianjur, Tangerang, Lampung, Madura, Bogor, Pandeglang, Solo, Surabaya, Bali, Sasak, Minang, Bekasi, Cirebon, Sukabumi, Garut, Subang, Indramayu, Badui, Banten, Serang, Kangean, Kediri, Banyuwangi, Banda Aceh, Aceh Selatan, Batak Karo, Batak Toba, Simalungun, Melayu, Palembang, Banjar, Dayak, Sanggau, Minahasa, Manado, Kaili, Bugis, Makassar, Mandar, Ambon, Smawa, Bajo, Tolaki, Kupang, dan Dani.
KELIK