Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berita Hari Ini: Debat Politik? Produktivitas Taruhannya

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi hacker/sosial media/Facebook. REUTERS/Dado Ruvic
Ilustrasi hacker/sosial media/Facebook. REUTERS/Dado Ruvic
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Basuki Cahaya Purnama atau Ahok, seolah tak habis jadi bahan pembicaraan. Setelah keputusan kasusnya kemarin, Selasa, 9 Mei 2017, media sosial gempar lagi dengan berbagai komentar dan debat. 

Ikut berkomentar tentang kasus Ahok, atau kasus lain yang juga sedang ramai seperti soal pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh pemerintah Indonesia, boleh-boleh saja. Asal jangan kebablasan. Kalau tidak, mungkin bisa fatal akibatnya. Simak saja hasil survey yang dilakukan American Psychological Association (APA) yang dilakukan terhadap 1300 pekerja di Negeri Paman Sam itu.

APA ini melakukan survey terkait perbincangan dan perdebatan politik intens yang terjadi saat kampanye presiden Amerika Serikat belum lama ini. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 23 persen responden merasa tegang dan tertekan. Sekitar 21 persen lainnya merasa lebih sinis atau cenderung berpikiran negatif di tempat kerja. Sementara 40 persen lainnya mengalami penurunan dalam produktivitas dan kualitas kerja, juga mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan. 

Direktur Center for Organization Effetiveness, APA, David Ballard menyebutkan bahwa terkejut dengan fakta yang terungkap dari hasil penelitian mereka. “Selain produktivitas, kondisi semacam itu dapat berdampak langsung pada kesehatan mental seseorang,” ujarnya seperti dilansir Washington Post.

Fakta lain, juga terungkap bahwa responden wanita ternyata lebih banyak yang merasakan dampak negatif dari kondisi tersebut, yaitu 20 persen, sementara survey tahun lalu hanya 9 persen. Sayang tak disebutkan penyebabnya kenapa.

Menyikapi kondisi ini, Spesialis Kedokteran Jiwa dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera , Tanggerang, Dr Andri, menyebutkan bahwa sebetulnya sah-sah saja berpendapat atau berkomentar di manapun termasuk di media sosial. “Apalagi di era keterbukaan ini, sumber informasi tersebar di mana-mana,” katanya kepada Tempo, Rabu 10 Mei 2017 siang.

“Tapi ya harus bertanggung jawab dan dasarnya harus kuat,” katanya buru-buru menambahkan.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Disebutkan pula bahwa ada orang yang memang punya karakter untuk mencari perhatian atau sekadar ingin curhat, sehingga mereka segera mengupdate statusnya dengan berita yang baru diterimanya tanpa periksa dulu. Dan Andri juga menyebut ada juga karakter yang senang sekali jika statusnya banyak ditanggapi. 

“Sulit menentukan orang seperti itu punya ciri kejiwaan seperti apa,” katanya. Yang pasti, jika status update nya kemudian menimbulkan perdebatan, maka mungkin rasa kesal akan dialami yang bersangkutan. Dan lebih jauh efeknya seperti terungkap dari penelitian APA tadi.

Ahok atau pun HTI bisa menjadi berita asyik, asal fungsi media sosial kembali ke fungsi asalnya. Seperti disebutkan Andri, "Jadikan media sosial sesuatu yang membuat kita bahagia. Bukan bikin bête, bikin kesel sehingga unfollow atau unfriend kawan-kawan kita sendiri,” ujarnya serius. 

SUSAN

Baca juga :
8 Sikap Dokter yang Diharapkan Pasien
5 Langkah Jitu Terbebas dari Hubungan yang Abusive
Mana Lebih Menyakitkan, Bercerai atau Dipecat? 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

18 jam lalu

Kreator Konten, Galih Loss. Foto: Instagram.
Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

1 hari lalu

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.


4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

4 hari lalu

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

8 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

8 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

30 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

30 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

44 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin memotong tumpeng bersama istrinya, Wury Estu Handayani saat mengadakan tasyakuran hari ulang tahunnya di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta, 11 Maret 2020. Ma'ruf Amin hari ini berulang tahun yang ke-77. TEMPO/Friski Riana
81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.


Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

47 hari lalu

Ilustrasi KJMU. Istimewa
Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?


Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

48 hari lalu

Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2024. Relawan Ahokers resmi mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. ANTARA/Aprillio Akbar
Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?