TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia nampak ingin segera memulai rekonsiliasi dengan para pendukung bekas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok. Ini dilakukan setelah putusan majelis hakim Jakarta Utara menjatuh vonis dua tahun penjara terhadap Ahok dalam kasus penistaan agama.
Ketua GNPF-MUI Bachtiar Nasir juga berencana menggelar musyawarah untuk menentukan nasib gerakan ini ke depan.
Baca Juga:
Baca: Halangi Pegawai Pengadilan Pulang, Massa Pro Ahok Sempat Bentrok
"Dari aksi simpatik 55 itu kami sudah menerima apapun yang menjadi keputusan majelis hakim karena kami percaya pada takdir. Sekarang hentikanlah tuduhan bahwa kami ini anti-kebhinekaan atau anti apa saja," ujar Bachtiar selepas acara konferensi pers GNPF-MUI di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu, 10 Mei 2017.
Baca: Aksi Dukung Ahok di Yogyakarta Diserang, Polisi Lepas Tembakan
Bachtiar lalu menyerukan rekonsiliasi bisa dimulai dengan menerima apapun vonis majelis hakim. "Mau demonstrasi tandingan, silakan. Tetapi jangan membakar, jangan merusak, jangan menggoyang-goyang pagar. Kami pun sudah bersiap, untuk bisa menerima, untuk bisa memaafkan," tambah Bachtiar.
Selesai kasus Ahok, nasib GNPF-MUI, yang mengorganisasi sejumlah aksi unjuk rasa bertema ‘bela Islam’ sejak 14 Oktober 2016 hingga 5 Mei 2017 menunggu hasil musyawarah para petingginya.
"Perihal GNPF ke depan, saya akan musyawarahkan dengan tim, mempertimbangkan juga aspirasi umat. Kami di pusat pun tidak punya legalitas -- ini hanya sekadar panitia ad hoc," kata Bachtiar.
Dia mengaku akan mengadakan pertemuan khusus untuk meminta opini ormas-ormas dan tokoh-tokoh Islam dari seluruh Indonesia dalam waktu dekat.
Ketika ditanya adakah kemungkinan GNPF-MUI akan diperbantukan untuk mendukung salah satu tokoh dalam gelaran pilpres 2019 nanti, Bachtiar mengaku belum ada arahan kesana.
"Saya kira belum ada, kalau ada cabang GNPF di daerah pun itu murni inisiatif masing-masing. Enggak bisa dipolitisasi," kata Bachtiar.
Dia menegaskan inisiatif umat untuk membela Al Maidah 51 tidak mungkin serta merta dibelokkan untuk mendukung politik praktis. Bachtiar menganggap umat sudah cerdas dan mengklaim ini terbukti dengan seluruh rangkaian aksi yang dimotori GNPF tidak ada yang ditunggangi motif politik.
"Di 55 kemarin, silakan buktikan, semua tokoh tidak ada yang berbeda pendapat. Bahkan aparat tidak melarang, malah mengirimkan aparatnya," kata Bachtiar.
AGHNIADI | BUDI R