TEMPO.CO, Bandung - Para mantan narapidana atau residivis kerap mendapat perlakukan diskiriminatif setelah bebas dari lembaga pemasyarakatan. Sulit mendapat perkerjaan dan disisihkan di ruang-ruang sosial membuat banyak napi yang putus asa dan kembali terjerumus ke lubang yang sama: melakukan tindak kriminal.
Kegelisahan itulah yang menjadi salah satu pemicu Andika Prasetyo mantan narapidana menggagas sebuah ruang kreatif bagi para residivis bernama Pascorner. Pascorner terletak tepat di depan Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Banceuy, Kota Bandung, ini merupakan sebuah kafe dengan konsep ruang kreatif.
Baca juga: Ditjen Pemasyarakatan Siapkan Eks Narapidana ke Industri Kreatif
Selain menjajakan makanan dan minuman, di Pascorner dipamerkan hasil-hasil karya mantan napi yang bernilai ekonomis. Uniknya, semua karya kreatif itu dikerjakan oleh para mantan narapidana yang telah dirintis sejak mereka menjalani pidana di dalam lembaga pemasyarakatan.
"Pascorner dan gerakan #TottalyChanges mengajak warga eks-binaan dan seluruh komponen masyarakat untuk melakukan perubahan yang sungguh-sungguh," ujar Andika seusai acara peluncuran #TottalyChanges, di Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Sabtu, 13 Mei 2017.
Andika yang mendirikan organisasi Daya Karya Revolusi (DK Revolution) menambahkan, pegawai Pascorner hampir seluruhnya adalah mantan narapidana. Selain berkerja di kafe, para mantan napi itu pun diberi ruang untuk berkreasi mulai dari galeri seni, studio tatto, barbershop, pencucian mobil, dan bengkel kerajinan kreatif, hingga live music performance.
Simak pula: Lapas Jawa Barat Kelebihan Kapasitas, Mayoritas Tahanan Narkoba
"Tentu semua yang tersaji di Pascorner adalah 100 persen karya kreativitas eks napi setelah bebas," ujar dia.
Gerakan tersebut pun mendapat dukungan penuh dari Direktur Jenderal Pemasayarkatan Kementrian Hukum dan HAM I Wayan Dusak. Dusak mengatakan, Pascorner merupakan satu-satunya unit usaha di Indonesia yang dikelola sepenuhnya oleh mantan narapidana. Ia berharap gerakan tersebut mampu menyebar ke se-antero negeri.
"Karena saya yakin warga binaan pun bisa berubah apabila diberi kesempatan," kata dia.
IQBAL T. LAZUARDI S